Pemerintah Tawarkan ORI Rp 20 T

Rabu 18-09-2013,00:00 WIB

Besaran Kupon Diputus Hari Ini

JAKARTA - Upaya pendalaman pasar uang dan perluasan basis investor domestik terus dilakukan. Kali ini, pemerintah kembali menyiapkan penerbitan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) SR-010.

                Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, penerbitan ORI ini dilakukan untuk memenuhi target pembiayaan dalam APBN Perubahan 2013. \"Target semula Rp 15 triliun, tapi kita naikkan menjadi Rp 20 triliun,\" ujarnya kemarin (17/9).

                Menurut Robert, kenaikan besaran obligasi eceran itu dilakukan untuk mengantisipasi membanjirnya permintaan dari masyarakat investor. Sebagai gambaran, pada penawaran ORI seri 009 tahun lalu, pemerintah mencatat realisasi penjualan sebesar Rp 12,67 triliun, sedangkan permintaan dari investor mencapai Rp 14,97 triliun.

                Robert menyebut, jangka waktu atau tenor ORI yang akan ditawarkan nanti adalah 3 tahun. Sedangkan kupon alias bunga ORI, rencananya baru akan diumumkan hari ini. Lalu, kapan masyarakat bisa mulai memesan ORI?  \"Waktu pemesanan mulai 20 September hingga 4 Oktober, setelah itu akan dilanjutkan masa penjatahan pada 7 Oktober dan settlement pada 9 Oktober 2013,\" jelasnya.

                Sebelumnya, Pengamat Pasar Modal Desmon Silitonga mengatakan, ORI masih menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat dan investor, yang ingin menempatkan investasi pada instrumen yang aman tapi bisa memberi imbal hasil cukup tinggi. \"Kalau melihat tingginya inflasi saat ini, imbal hasil ORI sepertinya akan cukup tinggi,\" ujarnya.

                Sebagai gambaran, akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, tersendatnya suplai beberapa bahan pangan, serta pelemahan nilai tukar Rupiah, banyak ekonom memproyeksi laju inflasi tahun ini diperkirakan bakal menembus 9,0 persen, bahkan menyentuh 9,2 persen. \"Karena itu, kalau kupon ORI hanya di kisaran 7,5 sampai 8 persen, mungkin kurang menarik bagi investor,\" katanya.

                Meski demikian, Desmon mengakui bahwa ORI memiliki banyak keunggulan dibanding instrumen investasi lain, seperti deposito. Selain imbal hasilnya lebih tinggi, ORI juga lebih aman karena seluruhnya dijamin oleh pemerintah, sedangkan deposito yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) maksimal hanya Rp 2 miliar. \"Dari sisi beban pajak, tarif pajak untuk ORI juga hanya 15 persen, lebih rendah dibanding tarif pajak untuk deposito yang mencapai 20 persen,\" jelasnya.

(owi/sof)

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait