Mengintip Sistim IT di BPAD Provinsi Jambi

Kamis 21-11-2013,00:00 WIB

Belum Bersistim Digital, Hanya Bisa Lihat Judul Buku

BUKU adalah jendela dunia. Agaknya ini harus menjadi perhatian dari seluruh kalangan. Begitu juga di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Jambi, harusnya koleksi buku memenuhi standar keharusan. Bahkan sistim yang digunakan harusnya juga lebih canggih, sehingga memudahkan pengunjung untuk mencari buku yang dicarinya.

WISMAN WAZIR

 

SUASANA di BPAD Provinsi Jambi terlihat biasa-biasa saja saat disambangi harian ini, kemarin. Beberapa warga yang sepertinya mahasiswa terlihat asyik mencari koleksi buku. Ada juga yang sedang asyik membaca buku.

Belakangan diketahui, pengunjung BPAD tak mudah untuk bisa mendapatkan buku yang dicarinya di perpustakaan milik pemerintah Provinsi Jambi ini.

Memerlukan kejelian dan kesabaran untuk mencari judul buku di perpustakaan ini. Pasalnya, pihak perpustakaan belum menerapkan sistim digital di perpustakaan tersebut. Kepala BPAD Provinsi Jambi, Asvan Deswan mengatakan, katalog di Perpustakaan memang sudah difungsikan.

Namun, pihaknya belum bisa menerapkan sistim digital di perpustakaan ini. Dengan sistim digital tersebut, pengunjung akan mudah mencari buku yang ingin dicarinya.

‘‘Kalau katalognya berfungsi. Hanya saja untuk mengetahui jumlahnya kita belum bisa karena belum digital. Untuk lihat jumlahnya itu bisa dibuka di pusdata nasional di website perpustakaan nasional, cari saja Jambi. Itu masih nempel di nasional, kita belum bisa,’‘ ungkapnya.

‘‘Kita belum belum bisa karena kita belum digital, tapi kalau lihat judul bukunya saja bisa. Yang tak bisa diakses untuk sistim digital belum bisa,’‘ sambungnya.

Dikatakannya, dengan sistim digital, semua referensi buku akan terlihat. ‘‘Kalau digital itu bisa lihat semua referensinya kelihatan semua,’‘ ujarnya.

Belum bisa diberlakukannya sistim digital ini dikarekan belum adanya alat untuk mengoperasikannya. ‘‘Belum ada alatnya. Untuk itu kita butuh IT, alat IT-nya tu belum ada dibeli. Itu kan sistim yang dibeli, itu paling tidak ratusan juta. Kalau lihat yang punya pusat itu miliaran. Kalau kita bisa minim ya minim dulu,’‘ sebutnya.

‘‘Sekarang lihat judul saja, referensinya yang belum bisa terlihat. Jumlah buku dan judulnya terlihat lah. Kalau mau lihat semua server di pusat lihat di websitenya kelihatan,’‘ sambungnya.

Lalu, apakah pihaknya sudah mengajukan untuk pengadaan sistim IT tersebut? Dirinya mengatakan sudah pernah diajukan ke Bappeda. ‘‘Kemarin ada untuk IT diajukan ke Bappeda. Cuma dananya besar, bisa terkurang kegiatan yang sudah berjalan. Untuk sistim manajemen perpustakaan itu bisa miliaran. Perpusatakaan digital juga belum ada,’‘ pungkasnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait