Di tengah kebencian warga dengan aparat kepolisian, sebanyak 1 SSK dari Yonif 144 Jaya Yudha di bawah komando Dandim 0409 RL pun diturunkan. Dandim, Sugi Mulyanto yang dapat masuk bersama sejumlah personelnya perlahan mulai meredam emosi warga. Sekitar pukul 12.00 WIB usai jenazah Aswan dikebumikan, Sugi melakukan negosiasi bersama tokoh masyarakat di kediaman Kades Kepala Curup, Wardani.
\"Saya rasa permasalahan ini hanya kesalahpahaman dan emosional saja. Namun akibatnya besar. Banyak masyarakat yang dirugikan. Salah satunya dengan aksi perampasan motor. Saya harap kita bisa berkepala dingin mencari solusi terbaik,\" kata Sugi.
Tawaran Sugi disambut baik masyarakat. Wardani memastikan peristiwa tersebut tidak akan terjadi bila tidak tersulut api. Mereka yang tidak terima dengan kematian Wani dan Aswan berencana akan menemui Kapolda Bengkulu, hari ini (27/11) untuk meminta penjelasan.
Setelah bernegosiasi sekitar setengah jam, akhirnya TNI bersama masyarakat membuka blokiran jalan. Pembukaan blokir jalan terslit di Jembatan Dua Binduriang. Petugas cukup kewalahan memindahkan besi baja jembatan yang dilintangkan di jalan dan dilas oleh massa.
Pantauan RB hingga tadi malam, sebanyak 4 SSK personel gabungan Polri-TNI masih disiagakan di 2 titik Polsek Sindang Kelingi dan Polsek PUT. Sebagian personel TNI bahkan siaga di bangunan Koramil Binduriang yang sudah memasuki tahap finishing. Sementara di Polsek Sindang Kelingi, Kapolres RL, AKBP. Edi Suroso, SH dan jajaran masih tetap siaga. Peristiwa ini juga mengundang kedatangan sejumlah petinggi Polda Bengkulu seperti Irwasda, Karo Ops dan Dirlantas.
\"Kita akan tetap siaga dan mengambil langkah persuasif. Saya harap juga masyarakat tidak terpancing isu-isu yang belum jelas,\" ujar Kapolres RL, Edi Suroso.
(cuy)