“Kalau kita kaitkan dengan Demokrat, barangkali bersyukur Demokrat punya HBA, untuk sementara beliau satu-satunya, hanya HBA yang menonjol. Sementara partai lain, belum nampak kecuali dari PAN ada yang menggadang-gadangkan Zumi Zola dan Golkar Cek Endra,” katanya.
Untuk itu ditambahkannya, Demokrat sudah punya modal kuat untuk menjadi kandidat jika dibandingkan partai lainnya. “Kalau kita lihat kader yang ada sekarang ini, yang eksis di dalam maupun di luar ya cuma HBA. Kecuali Zulfikar Ahcmad ada juga yang menyuarakan,” tambahnya.
Mengenai para kader Demokrat yang juga menjadi kepala daerah di kabupaten/kota, menurut Dasril ketokohannya baru eksis ditingkat lokal. “Ketokohan mereka baru ditingkat lokal. Ini sudah pernah dialami oleh Zulfikar, meski dia di Bungo sudah sangat populer, tapi ketika berhadapan dengan HBA dia tidak begitu tinggi suaranya,” tandasnya.
Soal penyebab krisis kader yang siap untuk bertarung, diakuinya ini tidak hanya terjadi di Jambi saja. Kebanyakan kader partai hanya untuk menjadi anggota dewan, mencari popularitas dan mencari sesuap nasi, bukan untuk tujuan jangka panjang.
“Itu hampir disemua daerah di Indonesia mengalami hal yang sama. Partai itu pengkaderannya hanya kader-kaderan. Sehingga dalam Pemilu amat jarang sekali kader partai yang bersangkutan siap menjadi orang untuk dicalonkan,” pungkasnya.
(cas)