Ditengah kencangnya pemberitaan soal masuknya beras impor asal Vietnam, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan secara tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya. Gita mengaku mundur karena ingin lebih fokus mengikuti tahapan Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat.
“Saya mengundurkan diri dari Kemendag efektif mulai 1 Februari 2014. Betapa penting konvensi Partai Demokrat bagi kepentingan bangsa, saya rasa selayaknya untuk mencurahkan energi dan waktu dalam rangka mensukseskan upaya mulia ini,” ujar Gita saat menyampaikan pengunduran dirinya di Auditorium I Gedung Kementerian Perdagangan kemarin (31/1).
Dia menilai langkah itu merupakan kesadaran etisnya sebagai calon Presiden dari Partai Demokrat dan juga sebagai pejabat pemerintah. Harapannya, tidak terjadi konflik kepentingan di salah satu posisinya tersebut.”Besar konflik kepentingannya kalau terlibat penuh konvensi tapi secara bersamaan masih menjadi Menteri, saya rasa tidak baik. Saya harap ini langkah terbaik bagi saya maupun demi demokrasi Indonesia,” tambahnya.
Gita berterima kasih kepada keluarganya yang telah memberikan dukungan atas setiap keputusan yang diambil. Tak lupa dia juga berterima kasih atas dukungan dan kerjasama para pejabat serta 3.000 pegawai Kemendag yang telah memberi dukungan besar saat menjadi Mendag.”Insya Allah semua kebijakan yang pernah kita buat adalah demi kepentingan rakyat,” lanjutnya.
Beberapa pekerjaan yang mesti dilanjutkan, kata Gita, antara lain soal penuntasan Rancangan Undang-Undang Perdagangan (RUU Perdagangan), Permendag 70 tentang Ritel Modern, lalu pembahasan mengenai sektor pertanian di WTO (World Trade Organization).”Saya serahkan perjuangan itu ke pejabat pengganti saya. Tolong dilanjutkan supaya tetap berjalan,” tegasnya.
Gita membantah pengunduran dirinya terkait masalah impor beras ilegal dari Vietnam. Dia menegaskan bahwa masalah impor beras itu akan tetap dilanjutkan penyelidikannya dengan melibatkan Kementerian Pertanian dan Bea Cukai.”Saya mundur bukan karena itu, tapi karena ingin fokus ke Konvensi Capres. Nanti ada sistem yang mendudukan permasalahan itu (impor beras ilegal),” tukasnya.
Dia mengaku pengunduran dirinya dari posisi Menteri Perdagangan sudah diajukan ke Presiden sejak 2013, menyusul keikutsertaannya dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Namun saat itu ditolak Presiden. Hingga akhirnya pengunduran dirinya disetujui Presiden pada Rabu (29/1) lalu.”Itu sudah yang ketiga kalinya (mengajukan pengunduran diri),” katanya.
Kamis sore (30/1), sebetulnya Gita sempat memasang status mengejutkan di akun twitter pribadinya. Isi kicauan tersebut berbunyi “Besok saya akan mengambil keputusan penting dalam karir saya. Bismillah”. Sebelum memposting curhat-nya itu, Gita juga menulis kata-kata Muhammad Ali yang berbunyi “He who is not courageous enough to take risks will accomplish nothing in life”. Seolah Gita akan mengambil langkah besar yang mengandung risiko.
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga juga enggan berbicara terkait mundurnya Gita tersebut. Dia mengaku belum menerima instruksi dari Presiden SBY terkait hal tersebut. “Maaf saya tidak bisa berbagi informasi tentang itu. Tampaknya publik harus menunggu beberapa saat sampai ada tanggapan resmi dari Kantor Kepresidenan,” katanya.
Di bagian lain, Menkopolhukam Djoko Suyanto menilai keputusan Gita untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Mendag, adalah pilihan tepat. “Menurut dia, setiap orang harus mampu membuat pilihan tepat, sekalipun itu sulit dilakukan.
“Seseorang yang sudah yakin dalam menentukan pilihan hidupnya. Sementara, ternyata ada dua pilihan yang harus diambil. Maka siapapun dengan segala keyakinan, kalkulasi dan resikonya. Harus memutuskan salah satu dari kedua pilihan itu,” jelas Djoko.
Djoko meyakini, Gita memilih mundur untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan, terkait posisinya sebagai peserta konvensi Partai Demokrat. Gita nampaknya berniat fokus pada ajang pemilihan capres dari Demokrat.”Ini semata-mata agar tidak terjadi konflik kepentingan karena kebetulan yang bersangkutan pejabat negara dan yang lebih penting lagi, beliau bisa konsentrasi penuh pada konvensi capres, yang tidak boleh dikerjakan sambil lalu,” paparnya.
Karena itu, Djoko sekali lagi mengungkapkan Djoko sudah membuat pilihan tepat. Dia pun mengatakan, dirinya akan mengambil keputusan serupa jika berada di posisi Mantan Kepala BKPM tersebut. “So, he did the right choice. Kalaupun saya pada posisi sama, saya juga akan mengambil langkah serupa,” imbuhnya.
Keputusan mundur Gita ditanggapi beragam. Ada yang mengapresiasi, namun ada pula yang menganggap bahwa keputusan tersebut hal biasa.
Wakil Ketua Komisi IV M. Romahurmuziy justru menilai, alasan mundurnya Gita dari posisi mendag bukan semata ingin fokus menjalankan amanah sebagai peserta konvensi. Menurut dia, kemunduran yang bersangkutan tidak bisa dilepaskan dengan karut marut tata niaga perdagangan internasional dewasa ini. Terutama, terkait kondisi pasar tanah air yang dibanjiri produk-produk impor.