JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit menduga niat peserta konvensi Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo menemui Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri bisa dijadikan indikasi lunturnya kepercayaan dirinya untuk lolos sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.
“Itu saya duga sebagai langkah untuk mencari peluang dan membuka posisi baru. Ini artinya Pramono juga sudah tidak percaya dengan hasil konvensi. Dia tidak mungkin jadi calon presiden melalui konvensi,” kata Arbi Sanit, saat dihubungi wartawan, Kamis (6/2).
Semula lanjutnya, Pramono merasa yakin bahwa konvensi adalah alat untuk mencapai target politiknya. Ketika alat itu tidak berfungsi maka wajar Pramono mencari cara lain yang bisa membantunya mencapai tujuan.
“Ini langkah kreatif di tengah ketidakpercayaan pada hasil konvensi dan semua partai serta calon presiden mendekati PDIP dan Jokowi karena surveinya teratas. Magnetnya beralih dari Demokrat dan SBY ke PDIP dan Jokowi. Wajar juga jika kemudian Pramono potong kompas mau gabung dengan PDIP dan Jokowi,” kata Arbi.
Partai Demokrat dan PDIP menurut Arbi, sangat mungkin menjalin koalisi karena faktor idealisme nasionalisnya. Sementara koalisi PDIP dengan Golkar ada ganjalan.
“Sebenarnya PDIP dengan Golkar juga sangat mungkin. Tapi ada ganjalan politik karena Golkar sudah memutuskan Ical jadi capres. PDIP agak sulit karena tidak mau kursi presiden jatuh ke tangan Golkar. Kecuali kalau Golkar sebagai tamu mau merendah. Sikap Pramono yang seperti ini tidak dimiliki oleh Ical. Pramono Edhie Wibowo mau merendah dan jadi wapres saja,” imbuh Arbi Sanit.
Seperti diberitakan, Ruhut Sitompul, menyebut Pramono ingin sowan menemui Megawati. Ruhut mengatakan hal tersebut dalam kapasitasnya sebagai jubir tim sukses Pramono Edhie.
(fas/jpnn)