Demo Tolak Adirozal Ricuh

Selasa 25-02-2014,00:00 WIB

Kisruh Pilbup Kerinci Belum Finish

KERINCI - Unjukrasa Aliansi Masyarakat Pendukung Bupati Pilihan Rakyat Anti Bupati Pilihan MK didepan kantor DPRD Kerinci terkait pelantikan Bupati Kerinci terpilih Senin (24/2) kemarin berlangsung ricuh.
Sempat terjadi pelemparan oleh massa kearah Polisi dan kantor DPRD Kerinci. Aparat Kepolisian pun menyemprotkan air dari water canon yang berada didalam pekarangan DPRD Kerinci.
Sebelum kericuhan terjadi massa melakukan orasi sambil berbaris membentang poster bertuliskan, MK ciderai demokrasi, anti bupati pilihan MK, kembalikan hak demokrasi rakyat, pihak keamanan harus netral, keputusan MK tidak berdasarkan skema putusan, kami butuh keadilan, PSU rekayasa MK, MK zolimi rakyat Kerinci.
Setelah Alex, salah satu pendemo melakukan orasi, sekitar pukul 11.00 terjadi kericuhan, dimana massa mendobrak pagar kantor DPRD Kerinci. Sempat terjadi baku hantam massa dengan aparat Kepolisian. Setelah itu disusul aksi pelemparan oleh massa kearah aparat Kepolisian dan kantor DPRD Kerinci.
Pantauan dilapangan tampak pendemo yang merupakan ibu-ibu terjatuh karena saling dorong saat mendobrak pagar kantor DPRD Kerinci. Beberapa pria pun terlihat saling baku hantam dengan aparat kepolisian.
Siraman air dari water canon menambah emosi massa dan mengakibatkan sejumlah massa melemparkan batu kearah kantor DPRD Kerinci. Beberapa orang anggota DPRD Kerinci yang sedang bersidang dan sejumlah PNS berhamburan keluar gedung DPRD. \"Kami sedang rapat, karena ribut langsung kami skor. KPU tidak hadir,\" ujar Rusdi, anggota DPRD Kerinci sambil berlari keluar gedung DPRD.     
Saat kericuhan, terlihat juga beberapa orang ditangkap, karena diduga provokator. Namun akhirnya dilepaskan kembali oleh pihak Kepolisian.
Wakapolres Kompol M Sanusi didepan massa menghimbau agar jangan ada yang menjadi provokator, siapa yang berbuat akan bertanggung jawab.

\"Siapa yang anarkis, yang melempar, dia bertanggung jawab,\" ucapnya.
Wakil Ketua DPRD Kerinci Irmanto didampingi Sartoni, Wakil Ketua DPRD lainnya akhirnya menemui pengunjuk rasa. Dia membacakan berita acara rapat gabungan komisi tentang tahapan Pemilukada.
Adapun hasil rapat adalah untuk ketiga kalinya DPRD Kerinci mengadakan rapat dengan KPU, tapi KPU tidak hadir. \"Sesuai surat masuk KPU tidak hadir karena Bintek perhitungan suara dan logistik di KPU Provinsi Jambi,\" ujarnya.
Kemudian DPRD Kerinci sepakat menyurati Kemendagri tentang masalah Pilkada Kerinci. Dan
Sesuai laporan aliansi masyarakat, maka DPRD Kerinci belum menjadwalkan rapat Banmus tentang pelantikan Bupati Kerinci terpilih.

\"Hasil kesepakatan DPRD Kerinci ini disampaikan ke Kemendagri,\" pungkasnya.

Pendemo Juga Unjukrasa di Polres Kerinci

Selain meminta agar pelantikan Bupati Kerinci terpilih ditunda Aliansi Masyarakat Pendukung Bupati Pilihan Rakyat Anti Bupati pilihan MK juga meminta agar rekan mereka yang ditangkap Polisi dibebaskan. 
\"Kami mempertanyakan juga mengapa kawan kami ditangkap. Lepaskan kawan kami,\" ujar pendemo didepan kantor DPRD Kerinci.
Pengunjukrasa mengatakan, rekan mereka yang ditangkap tidak pernah dipanggil Polisi satu kali pun. \"Kami minta rekan kami dikembalikan saat ini juga. Jangan menambah masalah, jangan terjadi hal yang tidak diinginkan didalam desa,\" ujar pendemo. 
Saat mempertanyakan mengenai rekan mereka yang ditangkap, salah seorang keluarga tersangka pelaku pembakaran histeris dan pingsan. Utusan masyarakat pun akhirnya diterima DPRD Kerinci.
Salah seorang utusan pendemo kepada anggota dewan mengatakan, mengapa setelah 1 X 24 jam rekan mereka tidak dilepaskan. \"Kalau tidak ada bukti lepaskan. Rekan kami ditangkap tidak ada surat panggilan. Lagi tidur ditarik keluar, apa orang ini teroris,\" kata salah satu utusan pendemo.
\"Kalau nangkap orang pakai prosedur dan aturan. Kalau memang dicurigai panggil, kalau 3 kali tidak datang baru jadi DPO,\" ucapnya.
Mereka juga memprotes pihak Kepolisian yang mengejar yang diduga pelaku pembakaran dirumah Bupati. \"Ini menghilangkan wibawa Bupati,\" tandasnya.
Menurut pengunjukrasa, dua orang yang ditangkap Polisi adalah Aswir alias pak Niko, Efrianto pak Onel dan Sopan Sofian. Sedangkan yang telah dibebaskan Polisi, Erlia M Aris dan Suharto. \"Sekarang yang sedang dikerjar Polisi Suhartoni, dan Sukaimi,\" tandasnya.
Irmanto, wakil Ketua DPRD Kerinci meminta utusan pendemo melaporkan secara tertulis pengaduannya ke DPRD. Selanjutnya DPRD akan memanggil pihak terkait.
Kabag Hukum, Zufran yang hadir dalam pertemuan menyarankan pendemo untuk memanfaat pengacara yang telah ditunjuk keluarga rekan mereka yang ditangkap. \"Kalau ditangkap diluar prosedur, silahkan pra peradilan. Gunakan Pengacara sebagai perpanjang tangan,\" sarannya.
Setelah melakukan pertemuan dengan DPRD, para pengunjukrasa beranjak ke Mapolres Kerinci dan melakukan unjukrasa disana.
Wakapolres Kerinci Kompol M Sanusi yang menerima pengunjukrasa mengatakan dari 4 orang warga yang ditangkap, 2 orang sudah dikembalikan. Sedangkan dua orang lagi masih dalam tahap pemeriksaan.\"2 orang masih tahap pemeriksaan,\" ujarnya.
Dasar penangkapan warga kata Wakapolres, karena ada alat bukti. \"Karena cukup alat bukti, maka kita ditahan
Maizarwin SH, kuasa hukum Efrianto (38), warga Desa Mukai Hilir mengatakan, jika dalam penangkapan kliennya tidak sesuai prosedur, maka pihaknya akan melakukan pra peradilan. \"Tergantung keluarga, jika ada tindakan Polisi yang tidak sesuai prosedur kita bisa pra peradilankan,\" pungkasnya.

(Dik)

 

Tags :
Kategori :

Terkait