Freeport Kaji Empat Lokasi Smelter

Selasa 25-02-2014,00:00 WIB

JAKARTA - PT Freeport Indonesia berkomitmen segera membangun smelter berkapasitas 300 ribu ton di tanah air. Raksasa tambang asal AS tersebut mempertimbangkan empat lokasi untuk mendirikan pabrik pemurnian senilai kurang lebih USD 2,2 miliar (sekitar Rp 25 triliun) itu.

                \"Kita sudah komitmen segera bangun smelter. Feasibility study-nya perlu waktu tiga bulan. Kira-kira akhir April ini selesai. Jika hasilnya positif, baru ada tindakan selanjutnya. Jadi bergantung hasil FS-nya, kapan dan apa langkah berikutnya,\" ujar Direktur Utama Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto setelah bertemu Menteri Perindustrian M.S. Hidayat kemarin (24/2).

                Pihaknya telah melakukan pre-feasibility study sejak Januari lalu. Namun, Rozik mengaku belum punya angka investasi yang pasti yang diperlukan untuk membangun smelter tersebut. \"Dari studi awal, total investasi smelter sekitar USD 2,2 miliar. Tapi semoga bisa lebih murah. Untuk itu kami menggandeng PT Antam (Aneka Tambang),\" sebutnya.

       Freeport menggandeng Antam dalam pembangunan smelter karena dianggap sudah memiliki banyak pengalaman mengenai hal itu. Rozik belum bisa merinci bagaimana dan berapa besaran pembagian saham dengan Antam terkait kerja sama tersebut. \"Kita belum bisa tentukan karena perkiraan investasi bisa berubah. Ini baru studi awal,\" tukasnya.

                 Apalagi, lanjut Rozik, perkiraan investasi USD 2,2 miliar yang dihitung HEX Engineering Company asal Kanada pada Januari lalu itu melonjak tiga kali lipat dibandingkan anggaran pembangunan smelter di era 1990-an. \"Kami akan meneruskan dan mendetailkan studi yang sudah dilakukan sebelumnya,\" kata dia.

                Lebih jauh Rozik mengakui, saat ini pihaknya sudah memiliki empat lokasi yang akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan smelter. Tiga lokasi berada di wilayah Jawa Timur dan satu lokasi di Papua. \"Kita belum tentukan yang mana. Nanti akan dibandingkan berbagai aspeknya karena secara detail akan ditentukan berbagai unsur pendukung yang diperlukan untuk smelter itu,\" sambungnya.

                Lokasi pertama di sekitar wilayah Petrokimia Gresik dekat smelter yang sudah eksisting. Lokasi kedua, dekat pelabuhan milik Pelindo dan AKR Corporindo. Lokasi ketiga, Polowijo ke arah Barat Sedayu. Sedangkan lokasi keempat berada di Amamapare, Papua. \"Semua kami pertimbangkan. Misalnya, penting menyerap asam sulfatnya ketika berada di dekat Petrokimia,\" tuturnya.

       Hidayat mengungkapkan, komitmen Freeport tersebut harus dinyatakan dalam bentuk kesungguhan. Salah satunya dengan membayar jaminan (bond) ke rekening pemerintah. \"Itu lima persen dari total investment. Saya katakan terakhir pembicaraan kami dengan Menteri Keuangan dan Menteri ESDM memang seperti itu. Jadi tadi saya tegaskan sekali lagi,\" jelasnya.

(wir/oki)

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait