Susi Air Isi Rute Merpati

Senin 03-03-2014,00:00 WIB

JAKARTA-Sedikit demi sedikit beberapa rute penerbangan yang tidak terlayani akibat pembekuan sementara maskapai Merpati Nusantara Airlines diisi maskapai lain. Susi Air menerima tawaran regulator yaitu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) agar mengisi beberapa rute ditinggalkan itu karena kepentingan penumpang harus tetap terpenuhi.

                Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub, Bambang S Ervan, mengatakan beberapa rute yang selama ini dilayani oleh Merpati secara sendiri terutama di beberapa rute perintis memang ditawarkan kepada maskapai lain. \"Tapi mereka yang berhak mendapatkan tentu ada kriterianya,\" ujarnya kepada Jawa Pos, tadi malam.

                Pertama, kata Bambang, maskapai yang menerima penawaran tersebut alias mengikuti tender rute harus memiliki Surat Izin sejenis Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan di dalam SIUP-nya memang ada rute-rute yang sedang ditawarkan itu. \"Kan setiap maskapai waktu mengusulkan SIUP sudah membuat business plan. Di situ lah dia mencantumkan akan terbang ke mana saja,\" terangnya.

                Kedua, maskapai tersebut harus memenuhi syarat kemampuan operasionalnya. Sehingga Kemenhub melakukan evaluasi terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk armada pesawat. Dalam evaluasi dinilai apakah maskapai tersebut memiliki kemampuan. \"Jangan sampai malah membuat maskapai tingkat keterlambatan tinggi karena kapasitas tidak mencukupi antara rute yang dijalani dengan SDM dan pesawat,\" tegasnya.

                Bambang membenarkan bahwa Susi Air memang merupakan salah satu maskapai paling berminat untuk mengisi kekosongan rute sepeninggal Merpati itu. Seperti diketahui, sejak awal Februari maskapai Merpati berhenti terbang karena beberapa kendala teknis dan finansial. \"Penumpang tidak terlayani, itu jadi alasan mengapa kita tawarkan rute itu,\" imbuhnya.

                Wakil Direktur Utama PT ASI Pudjiastuti Aviation selaku pemilik Susi Air, Rudy Setyopurnomo, mengatakan selain mendapatkan tawaran dari regulator, pihaknya memang secara aktif mengusulkan untuk mengisi rute kosong itu. \"Begitu kosong ya kita aplikasi ke Perhubungan untuk laksanakan tugas itu dan diizinkan. Rute kan dimiliki oleh negara, jadi kalau rute itu diserahkan ke airlines, harus dlaksanakan dengan baik. Kalau ditinggalkan 21 hari, otomatis harus dikembalikan ke pemerintah,\" ujarnya kepada Jawa Pos, tadi malam.

                Mantan pimpinan Merpati yang belum lama ini bergabung Susi Air itu mengatakan, pihaknya saat ini memiliki 49 pesawat dan cukup untuk meladeni kebutuhan di beberapa rute perintis yang ditinggalkan Merpati. \"Kebetulan ada di SIUP rute-rute itu. Beberapa sudah kitar terbangi, karena kan tidak mungkin masyarakat menunggu. Rute yang sudah terbang ke Merauke, Biak, beberapa kawasan di Sulawesi, dan Sorong. Sisanya ada beberapa rute perintis yang belum selesai,\" rincinya.

                Rudy mengatakan, pihaknya sejauh ini tidak memerlukan tambahan SDM dan pesawat dalam jumlah banyak untuk memenuhi rute peninggalan Merpati itu. Masih menggunakan kapasitas yang ada. \"Memang jam terbang juga belum penuh, masih 60 persen sampai 70 persen (dari jam terbang normal),\" akunya.

(gen)

 

Tags :
Kategori :

Terkait