Polisi Tahan 34 Pembakar Hutan Riau

Rabu 12-03-2014,00:00 WIB

Korban Asap Nyaris Capai 50 Ribu Pasien

JAKARTA-Penangkapan 35 tersangka pembakar lahan dan hutan di Riau tahun lalu rupanya belum memberikan efek jera. Buktinya, sepanjang bulan ini, polisi telah menangkap 34 orang tersangka pembakar lahan dan hutan yang berbeda. Selain itu, ada satu perusahaan yang dicurigai sebagai otak kasus pembakaran lahan.

                Kabagpenum Divhumas Mabes Polri Kombes Agus Rianto menjelaskan, hingga kemarin Polda Riau telah menangani 30 laporan pembakaran lahan dan hutan di Riau. Dari jumlah tersebut, 23 di antaranya telah masuk tahap penyidikan dan menghasilkan 34 tersangka. Sementara, tujuh laporan sisanya masih dalam tahap penyelidikan. Termasuk di antaranya sebuah perusahaan di Riau.

                Lokasi pembakaran oleh para tersangka tersebar di delapan kabupaten dan kota di Riau.

\"Seluruh tersangka merupakan warga masyarakat, bukan dari perusahaan,\" ujarnya kemarin. Kapolri, lanjut Agus, memberikan atensi khusus kepada kasus tersebut karena selalu berulang setiap tahun. Bahkan, tahun ini kebakaran lahan dan hutan terjadi saat sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam musim hujan.

                Dia membandingkan, tahun lalu pihaknya menangani 18 kasus pembakaran lahan dan hutan dengan 35 tersangka. Seluruhnya sudah siap dimejahijaukan. Termasuk ke dalam 35 tersangka itu adalah dua perusahaan yang saat ini sedang menghadapi sidang.

                Mantan Kabidhumas Polda Papua itu menuturkan, jika dibandingkan tahun lalu, jumlah tersangka pada tahun ini bisa dipastikan meningkat. Sebab, penangkapan para tersangka itu sudah dilakukan pada bulan ini. sementara, puncak kebakaran lahan dan hutan terjadi pada bulan Juli hingga September.

                Menurut Agus, Tahun ini belum ada korporasi yang dipidanakan atas bencana asap di Riau. Polda Riau sedang membidik sebuah perusahaan yang diduga terkait dengan kebakaran tahun ini. \"Masih dikembangkan apakah mengarah ke perintah (pembakaran), mengupah orang, dan lain-lain,\" ucapnya.

                Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jika jarak pandang di Riau makin terbatas akibat bencana asap. \"Di Pekanbaru, jarak pandang tadi pagi (kemarin, red) hanya berkisar 200 meter,\"terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin. Pekatnya asap juga membuat kualitas udara di Riau makin memburuk dan membuat korban berjatuhan.

                Arah angin yang dominan dari timur laut ke barat daya memperparah pencemaran udara. Tingkat polusi di beberapa kawasan sudah dinyatakan sangat berbahaya karena berada di atas 300 psi (polutan standard index). Yakni, Duri  Camp (409 psi), Duri Field (>500 psi), Siak (500 psi), Kandis (500 psi), Perawang (500 psi), Bangko (>500 psi), dan Libo (449 psi).

                Dampaknya, jumlah pasien ISPA melonjak. Tercatat ada 41.589 jiwa menderita ISPA, 1.544 jiwa terkena asma, 1.385 jiwa iritasi mata, 2.084 jiwa iritasi kulit, dan 862 jiwa mengalami pneumonia. Diperkirakan, jumlahnya masih akan bertambah karena kebakaran lahan dan hutan masih belum bisa dipadamkan seluruhnya.

                Pantauan satelit NOAA18 menunjukkan ada 145 titik api di Riau, yang luasnya masing-masing melebihi 110 hektare. Konsentrasi titik api terpantau di Bengkalis (38), Meranti (20), Siak (19), Pelalawan (19), Dumai (17), Inhil (15), Rohil (14), dan Kuansing (3).

                Sutopo menuturkan, kebakaran lahan dan hutan itu juga berdampak pada sejumlah fauna yang dilindungi di cagar biosfer Giam Siak Kecil. Kebakaran di cagar biosfer tersebut masih belum bisa dipadamkan. \"Cagar biosfer Giam Siak Kecil menjadi tempat habitat gajah, harimau Sumatera, tapir, beruang, dan fauna lainnya,\" lanjut peneliti senior BPPT itu.

                Untuk memadamkan kebakaran, sejumlah operasi telah dilakukan. Seharian kemarin, operasi pemadaman melibatkan lebih dari 2.500 personil TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, SKPD, dan relawan. Kesulitan para personel ada dua, yakni keterbatasan air dan pekatnya asap.

                Selain pemadaman dari darat, water bombing juga tercatat dilakukan 236 kali. Di antaranya, menggunakan helikopter Sikorsky 62 kali di kawasan Bukit Kapur. Kemudian, Helikopter Kamov 47 kali memadamkan api di Bukit Batu dan Dumai. Sedangkan empat helikopter lainnya melakukan water bombing 126 kali di Meranti, Langgam, dan Bukit Kapur.

Tags :
Kategori :

Terkait