Masih Pikirikan Target Dividen
JAKARTA - Kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2013 ternyata cukup membanggakan. Meski mengalami banyak kendala, total 141 perusahan pelat merah tersebut berhasil mencatat akumulasi laba Rp 150,7 triliun. Realisasi tersebut sedikit melebihi target yang ada.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku kaget melihat laporan laba akumulasi perusahaan pemerintah 2013 melebihi target. Pasalnya, banyak BUMN yang harus menelan kerugian karena kendala tahun lalu. Salah satunya, PT PLN yang harus merugi Rp 29,57 triliun karena penggunaan listrik yang melebihi kapasitas. \"Kami surprise sekali. Kami kira tak akan tercapai karena banyak kendala berat. Apalagi, PLN rugi besar,\" ujarnya.
Karena itu, dia merasa puas bahwa organsisasi yang terkait BUMN bisa terus semangat dalam mengembangkan perusahaan. Menurutnya, hasil ini menunjukkan optimisme BUMN untuk bangkit dalam kondisi ekonomi yang cukup menyulitkan. \"Saya senang karena BUMN tidak menurunkan semangat maju,\" tambahnya.\"
Namun, masih ada PR yang harus diselesaikan pihaknya. Yakni, target dividen dari kementerian BUMN pada 2013 sebesar Rp 40 triliun. Meski tak mau merinci, Dahlan mengaku ada beberapa BUMN dan perusahaan dimana saham pemerintah tertanam yang tak menyetor dividen mereka.
Salah satunya, PT Freeport Indonesia (PTFI) yang tidak membayar setoran sebesar Rp1,5 triliun. Tak adanya setoran dari PTFI itu diakui juga terjadi pada 2012. Padahal, pemerintah saat ini memegang 9,36 persen saham Freeport Indonesia.\" \"Itu harus dicari dari mana. Dividen Rp40 triliun itu termasuk Rp1,5 triliun dari Freeport dan PLN. PLN juga tidak bisa membayar dividen kan?\" ujarnya.
Soal solusi untuk menanggulangi defisit dividen tersebut, Dahlan mengaku masih berpikir. \"Masih harus putar otak. Di satu sisi memang senang tercapai (target laba bersih BUMN 2013). Tapi, di satu sisi harus putar otak,\" ungkapnya.
Jika ditilik, kinerja BUMN tahun lalu memang diluar dugaan. Meski banyak faktor penghambat, beberapa BUMN masih mencetak rapor cemerlang. Salah satunya, PT Pertamina. Tahun lalu, BUMN energi tersebut berhasil mencetak\"laba\"bersih senilai USD 3,07 miliar. Nilai yang setara dengan Rp 32,05 triliun itu tumbuh 11 persen dibandingkan realisasi 2012 senilai USD 2,77 miliar atau Rp 25,94 triliun. Kemudian, laba konsolidiasi yang dicetak PT KAI pada 2013 pun tumbuh 31 persen. Dari Rp 425 miliar menjadi Rp 560 miliar.
Di sisi lain, ada beberapa BUMN yang harus rela laba bersihnya turun. Contoh saja, PT Angkasa Pura II. BUMN yang mengelola 13 bandara tersebut harus rela labanya turun 15,3 persen menjadi Rp 1,032 triliun. Padahal, pendapatan perseroan itu tumbuh 5,2 persen menjadi Rp 4,2 triliun.
Meski begitu, laporan akumulasi laba BUMN tahun lalu memang patut dipuji. Pasalnya, rapor BUMN tahun sebelumnya cukup mengecewakan. Dari target sebesar Rp 137,8 triliun, Kementerian BUMN mencatat total laba bersih 141 BUMN pada 2012 mencapai 128 triliun atau 92,8 persen dari target. Hal tersebut dikarenakan kondisi yang cukup mirip dengan 2013. Salah satunya, harga sejumlah komoditas seperti batubara, minyak kelapa sawit yang turun di pasar internasional.
(bil)