MUARA BUNGO – Setelah sejumlah warga dari Dusun Sungai Arang, pada Rabu (2/4) malam mendatangi Mapolres Bungo, kini Jumat (4/4) sore, massa dari perguruan silat Setia Hati Teratai yang mendatangi Mapolres Bungo.
Tujuan dari kedatangan massa dari perguruan SH ini juga tak jauh berbeda dengan warga sebelumnya, yang mempertanyakan adanya dugaan penganiyaan yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap Arfan, yang sempat mendekam di sel tahanan Polres Bungo selama lima hari.
Salah satu perwakilan dari perguruan SH menyatakan, jika Arfan mengalami lebam dibagian dagu setelah keluar dari sel.
“Kok setelah keluar dari sel, si Arfan ini sakit. Dugaan sementara, karena dianiaya oknum polisi,” ujarnya.
Dalam hal ini, pihaknya meminta pertanggung jawaban terhadap pihak Polres Bungo, karena Arfan merupakan salah satu anggota dari perguruan SH.
Pihaknya berharap, pihak Polres dapat menyelesaikan hal ini dan mengusut adanya dugaan penganiayaan tersebut.
Massa kemudian diterima oleh pihak Polres untuk dijelaskan terkait hal itu. Bahkan, dalam kesempatan itu, pihak dari keluarga Arfan juga hadir dan menjelaskan kepada massa, jika hal tersebut telah diselesaikan antara pihak keluarga dan Polres Bungo.
Terkait hal ini, Kabag Ops Polres Bungo, Kompol Ahyar mengatakan jika persolan tersebut telah dicapai kesepakatan antara pihak Polres dan keluarga. Dalam hal ini, semua biaya pengobatan terhadap Arfan selama di rumah sakit, ditanggung oleh pihak Polres Bungo.
“Kemudian, selama 21 hari setelah keluar dari rumah sakit, pihak Polres juga menanggung biaya yang totalnya sebesar Rp 3,1 juta,” ungkapnya.
Dirinya juga menegaskan, jika persoalan tersebut sudah selesai. Dari pihak pelporpun, katanya sudah mencabut laporan dan sudah ada perdamaian antara keluarga.
(fth)