JAKARTA - Angkat besi Indonesia memang tak pernah kering talenta sejak dahulu untuk bersaing di kancah Asia. Di sektor putri, nama Sinta Darmariani mendapat perak di kelas 69 kilogram di Asian Games XVI/2010 lalu. Tahun ini di Asian Games XVII di Korsel September mendatang, giliran Sri Wahyuni (48 kilogram) yang akan diproyeksikan medali.
Alasan peta persaingan yang tak merata di kelompok putri menjadi pertimbangan utama PB PABBSI. Memang nama-nama seperti Eko Yuli Irawan serta Triyatno masih menjadi andalan. Namun tak ada salahnya mencari potensi sebanyak-banyaknya.
Manajer angkat besi Asian Games Dirdja Wihardja kemarin (8/4) di Kemenpora mengatakan Yuni, sapaan Sri Wahyuni, adalah andalan Indonesia. Hal tersebut berdasar rekor angkatan Yuni yang semakin membaik.
Dari kejuaraan Asia Juni lalu, Yuni mampu mengangkat total angkatan 176 kilogram (snatch 76 serta clean and jerk 100 kilogram) dan menduduki posisi runner up. Enam bulan kemudian di SEA Games XXVII/2013 Myanmar Yuni mendapat emas dengan total angkatan 188 kilogram (snatch 82 kilogram serta clean and jerk 102 kilogram).
\"Memang faktanya peningkatan hasil latihan Yuni yang paling pesat. Enam bulan bisa naik 12 kilogram total angkatannya. Yuni sendiri kami pupuk terus semangat,\" kata Dirdja kemarin.
Dari laporan terakhir hasil Yuni latihan menuju Asiian Games ini, Yuni sempat mencatat angka 196 kilogram untuk total angkatan. Snatch 86 kilogram serta clean and jerk 110 kilogram.
Dengan angka latihan mencapai 196 kilogram, Yuni bisa bersaingan dengan tiga besar Asia. Dari rangking terakhir tahun 2013 lalu, nama Yayun Tan (Tiongkok) menjadi yang terkuat dengan 199 kilogram (snatch 84 kilogram serta clean and jerk 115 kilogram). Disusul Hwa Ryang Chun (Korut) dengan 190 kilogram dan Hongyu Xiao yang mengangkat 187 kilogram.
Harapan kepada Yuni ini tersemat setelah dua nama lifter alumnis Olimpaide 2012, Eko Yuli dan Triyatno belum bisa mencapai yang terbaik. Eko masih terbagi konsentrasinya dengan proses administrasi kepindahan daerah dari Kaltim ke Jatim. Triyatno masih terus berupaya kembali dari trauma cedera.
Di sisi lain, koordinator cabang olahraga (cabor) terukur Satlak Prima Hadi Wihardja memprediksi penyumbang medali di Incheon September mendatang tak lepas dari tiga nama. Eko Yuli. Deni, dan Yuni. Ketiga juga sukses menyumbangkan emas di Myanmar lalu.
\"Memang kondisinya, saat ini mereka brtiga ini yang terbaik. Jadi, ya untuk betarung di level Asia ketiga sejauh ini yang paling siap. Semoga saja potensi lain segera muncul,\" tutur Hadi.
(dra)