NU Effect Bikin Suara PKB Terkerek

Jumat 11-04-2014,00:00 WIB

JAKARTA - Pasca-keluarnya hasil hitung cepat pemilu legislatif yang menempatkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam lima besar partai dengan perolehan suara terbanyak, muncul anggapan bahwa kenaikan suara partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu karena faktor Rhoma Irama. Bahkan, kini muncul istilah Rhoma effect karena meyakini besarnya pengaruh si Raja Dangdut itu terhadap perolehan suara PKB.

Namun, pengamat politik dari IndoBarometer, M Qodari mengaku tak setuju dengan Rhoma effect terhadap PKB. Menurut Qodari, tingkat keterpilihan (elektabilitas) pentolan Soneta Grup itu masih rendah sehingga tak mungkin PKB mendapat kenaikan suara karena Rhoma effect.

“Yang terjadi bukan Rhoma Irama effect karena di survei elektabilitasnya kecil,” kata Qodari, Kamis (10/4).

Dipaparkannya, PKB justru mendapat limpahan suara karena faktor Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, suara kaum nahdliyin pada pemilu legislatif tahun ini bisa solid ke PKB.

Qodari menyebut tampilnya Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj dalam iklan-iklan PKB telah berdampak besar dalam mempengaruhi pilihan kaum nahdliyin. “Jadi yang terjadi adalah NU effect. Jumlah massa NU itu mencapai 30 persen dari muslim di seluruh Indonesia,” ulas Qodari.

Selain itu Qodari juga memuji strategi yang diterapkan Muhaimin. Sebab, Muhaimin yang punya posisi penting sebagai Ketua Umum PKB justru mengalah dan memberi tempat kepada Rhoma Irama, bos Lion Air Rusdi Kirana, atau menyediakan panggung bagi Mahfud MD dan Jusuf Kalla sehingga mampu mengangkat pemberitaan tentang partai yang didirikan almarhum Gus Dur itu.

Sedangkan Ketua DPP PKB Marwan Jafar menilai naiknya suara PKB bukan karena faktor Rhoma Irama, Mahfud M.D, maupun Jusuf Kalla yang sudah menjadi bakal capres di partai yang menamakan diri sebagai Green Party itu. Menurut Marwan, naiknya suara PKB lebih disebabkan kembalinya basis massa yang loyal.

(ara/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait