Lima Kecamatan Terkena Abu dan Pasir
MAGELANG - Warga Magelang dan sekitarnya yang hendak menunaikan salat Subuh kemarin pagi dikejutkan dengan suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi. Gunung berapi aktif itu kembali meletus dengan mengeluarkan material abu vulkanik dan lava pijar. Meski begitu, letusan yang berlangsung selama 14 menit tersebut dinilai tidak terlalu berbahaya.
Letusan tercatat terjadi pada pukul 04.26-04.40. Letusan tersebut mengakibatkan hujan abu dan pasir di radius 12-15 kilometer sisi tenggara hingga barat daya Merapi. \"Lava pijar mengalir sejauh satu kilometer ke arah hulu Kali Senowo (Magelang),\" terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin.
Letusan kemarin tidak membuat Merapi naik status. Usai meletus, situasi kembali normal kecuali hujan abu yang terjadi hingga menjelang siang. Status Merapi tetap dinyatakan normal oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Hasil analisis BPPTKG, Material yang keluar dari perut Merapi merupakan gas vulkanik dominan CO2. Gas itulah yang memicu letusan. Pelepasan gas CO2 sendiri dipengaruhi sejumlah kejadian gempa tektonik di Jateng dan DIY. Gempa tersebut mempengaruhi aktivitas Merapi sehingga terjadi pelepasan CO2.
Selain itu, lava pijar yang keluar dari kawah dinilai bukan material juvenile (magma baru). \"Saat ini, Merapi belum memasuki fase letusan magmatik baru,\" tutur Sutopo. Letusan kemarin relatif sama seperti kejadian letusan pada 10 dan 27 Maret lalu. Terjadi gemuruh disusul hujan abu, namun tidak berbahaya.
Letusan kemarin berdampak hujan abu di sisi tenggara hingga barat daya kawah Merapi. Di Magelang, sejumlah kecamatan terkena imbas. Antara lain, Kecamatan Dukun, Srumbung, Muntilan, Sawangan, dan Kota Mungkit.
Tidak ada gelombang pengungsi karena lokasi pemukiman warga cukup jauh dari puncak Merapi. Aktivitas warga tetap normal. \"Namun, kami minta masyarakat tetap waspada karena tinggal di sekitar gunung berapi,\" tambah peneliti senior BPPT itu.
Lima Kecamatan Terkena Abu dan Pasir
Aktivitas Gunung Merapi Minggu subuh kemarin mengagetkan warga. Tak hanya warga yang tinggal di puncak Merapi, hujan abu dan pasir itu juga menerjang berbagai \"kecamatan. Namun demikian hujan abu dan pasir itu tidak sempat mengganggu aktifitas pariwisata di Kabupaten Magelang.
Salah satu tempat wisata, Candi Borobudur misalnya. Wisatawan yang berkunjung ke Candi Budha itu tidak terpengaruh adanya hujan abu. \"Meskipun terkena abu tipis dari embusan Gunung Merapi, aktivitas kepariwisataan di Candi Borobudur tetap normal,\" ujar Kepala Unit PT Taman Wisata Candi Borobudur, Bambang Irianto, kemarin. \"
Menurut Bambang, hujan abu dari Gunung Merapi tiba di Candi Borobudur sekitar pukul 06.00. Abu turun di bebatuan Candi sangat tipis. Sehingga, tidak mengganggu aktivitas para pengunjung. Untuk itu, dirinya tetap membuka kunjungan Candi Borobudur untuk umum.
Meski tidak menutup untuk kunjungan Candi Borobudur, sejumlah peralatan dan petugas untuk mitigasi bencana tetap disiagakan. Kepala Balai Konservasi\" Borobudur (BKB), Marsis Sutopo, menjelaskan abu tipis yang menyelimuti Candi Borobudur tidak terlalu berbahaya. \"Abu yang sampai ke Borobudur hanya tipis, \"dan tidak sampai mengakibatkan Candi harus ditutup, \" kata Marsis.
Meski tidak ditutup mantel, petugas dan peralatan di Borobudur untuk mitigasi bencana, tetap selalu disiagakan. Mereka disiagakan untuk menangani bencana hujan abu yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Sebagai upaya antisipasi, Marsis mengaku juga terus berkoordinasi dengan BPPTKG terkait kondisi dan perkembangan terkini Gunung Merapi.
\"Kami juga selalu berkomunikasi dengan BPPTKG untuk mendapatkan informasi kondisi Gunung Merapi. KO munikasi ini agar selalu sigap dalam menghadapi bencana,\" jelasnya.