Kuju Jambi sendiri, baru terbentuk pada 20 Desember 2013 yang lalu. Dibawah asuhan Teater Air dan beberapa senior teater Jambi, Kuju Jambi terus menunjukkan kualitasnya.
Kuju Jambi kini memiliki 17 orang anggota. Mereka mahasiswa dari berbagai Fakultas di Unja, meski yang mendominasi adalah jurusan Sastra Indonesia.
Untuk mengasah keterampilan berseni peran, para anggota Kuju Jambi rutin mengadakan latihan di Taman Budaya Jambi. “Ia, kami rutin latihan di sini (TBJ),”sebut Riza, anggota Kuju Jambi lainnya.
Kuju Jambi, menurut dia, merupakan tempat menyalurkan bakat, baik bakat musik, sandiwara dan seni peran. “Apalagi kami jurusan sastra,”terang Riza.
Untuk melakukan pagelaran teater, Kuju Jambi bekerjasama dengan beberapa sutradaranya, salah satunya Sean Popo Hardi.
”Dia yang menjadi sutradara kami saat ini, beberapa judul pementasan, sudah mulai kami garap,”sebutnya.
Dari Kuju Jambi, rupanya para generasi muda Jambi ini, ingin meniti cita-cita yang labih tinggi. Mereka tidak hanya sebatas penampilan di pentas. Namun, labih jauh, mereka ingin membuat film atau menjadi pemain teater profesional. “Tentu kami punya cita-cita itu, kami ingin memajukan budaya Jambi juga dalam dunia seni peran,”tutup Riza.***