Kemandirian Cuci Darah dan Infus dari Madura

Senin 28-04-2014,00:00 WIB

 Pabrik tersebut akan dibangun di Watudakon, Mojokerto, Jawa Timur. Di sebelah pabrik yodium milik Kimia Farma. Di situ memang ada sumber yodium. Pembangunan pabrik garam farmasi dan garam minuman ini bisa cepat karena tanahnya sudah siap, sudah matang, uangnya sudah siap, dan pabriknya sederhana.

 Kalau toh tidak bisa tepat akhir tahun ini, paling lambat awal tahun depan. Kita segera mandiri untuk bahan baku garam farmasi dan minuman. Kita bisa stop impor 100 persen. \"Bahkan, kami merencanakan ekspor,\" ujar Rusdi.

 Pabrik itu tahap pertamanya akan berkapasitas 3.000 ton, tapi dengan mudah bisa ditingkatkan menjadi 6.000 ton. Garam farmasi ini paling banyak untuk cairan infus, oralit, dialisat (cairan untuk cuci darah bagi pasien gagal ginjal), dan banyak lagi. Demikian juga untuk membuat sabun dan sampo, memerlukan garam farmasi. Betapa luasnya kegunaannya. Kedelai edamame yang jadi makanan pembuka di restoran Jepang juga menggunakan garam farmasi.

 Pabrik infus dari Jepang seperti Otsuka sudah berminat membeli produksi Kimia Farma. Demikian juga pabrik-pabrik minuman seperti Pocari Sweat dan Coca-Cola.

 Tahun depan, kalau Anda lagi diinfus, jangan terus mengira bahan bakunya masih impor. Itu sudah dari Madura. Tapi, lebih baik kalau Anda tetap sehat dan tidak memerlukan infus sama sekali.

(*)

Tags :
Kategori :

Terkait