Skema Aneh pun Berbuah

Senin 19-05-2014,00:00 WIB

0 Dortmund v Bayern 2

BERLIN-Pep Guardiola dihujani kritik ketika Bayern Muenchen disingkirkan Real Madrid dengan agregat 0-5 di semifinal Liga Champions (29/4). Sebagian pengamat menilai tiki-taka yang diusung Pep tidak melebur sempurna dalam permainan Philipp Lahm dkk.

Namun, mengingat secara hasil Pep mampu mempersembahkan empat gelar bagi Bayern di musim pertamanya, kritik itu pun bisa diabaikan. Apalagi setelah melihat kemenangan Bayern atas seterunya, Borussia Dortmund, di final DFB Pokal (Piala Jerman) kemarin dini hari WIB.

Laga di Olympiastadion, Berlin, itu tak hanya menunjukkan kemenangan dua gol tanpa balas Bayern melalui gol-gol Arjen Robben (107’‘) dan Thomas Mueller (120+3’‘). Tapi, juga bagaimana taktik tidak lazim Pep bekerja dengan baik.

Ya, Pep memilih menurunkan skema aneh, 5-3-2. Jerome Boateng, Javi Martinez, Dante diturunkan sekaligus sebagai bek tengah. Pemain muda asal Denmark, Pierre Hojbjerg, secara mengejutkan menjadi starter di wingback kanan dan memaksa Rafina bermain di wingback kiri.

Seiring absennya Bastian Schweinsteiger karena cedera lutut, Lahm dan Toni Kroos bermain sebagai central midfielder. Di lini depan, Mario Goetze bermain sebagai false 9 ditemani Mueller dan Robben. ‘‘Saya belajar dari kritik sebelumnya. Itu adalah sesuatu yang membuat saya tidak boleh melakukannya lagi karena sebuah tim harus selalu improve,’‘ ucap Pep kepada Bild.

Pep memang pelatih yang belajar dari sebuah kesalahan. Sebagai catatan, ketika Bayern kalah 2-4 dari Dortmund di DFL-Supercup (Piala Super Jerman) musim panas lalu, Pep memainkan skema 4-1-4-1. Skema yang lantas diubahnya menjadi 4-2-3-1 ketika Die Roten ‘‘ sebutan Bayern ‘‘ sukses mengalahkan Dortmund 3-0 dalam pertemuan pertama di Bundesliga.

‘‘Bayern dan Dortmund adalah dua tim terbaik di Jerman dan kami pantas memenangkan gelar karena bermain lebih bagus. Hari ini (kemarin, Red) tim terbaik yang menang,’‘ sahut Kroos seperti dilansir di situs resmi klub.

Pernyatan Kroos sekaligus menanggapi protes der trainer Dortmund Juergen Klopp karena dianulirnya gol sundulan Mats Hummels pada menit ke-64. Dari tayangan televisi, bola terlihat sudah melewati garis gawang sebelum dibuang Dante.

‘‘Wasit mengatakan sepak bola di Jerman membutuhkan teknologi garis gawang. Tapi, semua orang di bench bisa melihat jelas bola telah masuk. Tapi, saya tidak akan mencari kebenaran bahwa kami mencetak gol tapi tidak diberikan karena itu akan terlihat memalukan,’‘ ujar Klopp.

(dns)

Tags :
Kategori :

Terkait