JAKARTA - Calon presiden (capres) asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo alias Jokowi kini tidak lagi membujang. Hal itu terjadi setelah Jokowi secara resmi meminang Jusuf Kalla (JK) sebagai calon wakil presiden (cawapres)-nya di Gedung Djoeang 45, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), kemarin (19/5) sekitar pukul 11.30 WIB.
JK dipinang sebagai cawapres melalui deklarasi singkat yang disampaikan Jokowi yang hanya berdurasi kurang dari semenit. Dalam deklarasi pengumuman nama cawapres untuk Jokowi tersebut, keduanya tampak kompak memakai setelan kemeja warna putih polos.
Di hadapan simpatisannya, Jokowi menjelaskan bahwa penetapan nama JK sebagai cawapres kemarin sebelumnya telah dibahas melalui pertemuan tingkat tinggi. Pertemuan tersebut melibatkan empat ketua umum (ketum) partai politik (parpol) mitra yang tergabung dalam poros koalisi yang dibesut PDIP, yaitu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh, dan Ketum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto.
Pertemuan membahas nama cawapres untuk Jokowi tersebut digelar di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar 27A, Menteng, Jakpus pada Minggu malam kemarin (18/5). \"Setelah melalui pertimbangan dengan seluruh ketua umum dari Partai Nasdem,\" PKB, Hanura, dan khususnya pertimbangan dari Ibu Megawati, tadi malam (Minggu) telah kita putuskan cawapres yang akan mendampingi saya adalah Bapak Jusuf Kalla,\" ujar Jokowi yang masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta tersebut.
Pernyataan resmi tersebut langsung disambut sorakan dan tepuk tangan yang datang dari ratusan simpatisan yang hadir di Gedung Joeang 45 kemarin. Jokowi optimistis keputusannya menggandeng JK sebagai cawapresnya dapat membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
\"Kita mempunyai keyakinan Insyaallah kami berdua akan membawa gerakan perubahan di negara yang kita cintai. Terimakasih. Wassalam,\" ujar Jokowi sekaligus menutup pidato kilatnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama JK juga menyampaikan pidato politiknya yang tidak kalah pendek dari pidato yang disampaikan Jokowi. Dalam pidatonya tersebut, saudagar asal Makassar itu hanya mengucapkan terimakasih dan menyatakan kesediaannya untuk mendampingi Jokowi sebagai cawapres. \"Saya menyampaikan rasa terimakasih atas amanah yang diberikan kepada saya. Saya menyatakan siap untuk mendampingi Bapak Jokowi sebagai cawapres,\" kata JK.
Mantan wapres di era pemerintahan Megawati tersebut juga berharap bahwa duetnya dengan Jokowi dapat membawa kemakmuran bagi rakyat. \"Dengan ikhtiar dan kerja keras semoga berhasil membawa kebesaran dan kemakmuran bagi kita semua,\" harap JK sekaligus menutup pidatonya.
Usai deklarasi, Jokowi dan JK menuju ke Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mendaftarkan pencalonan sebagai pasangan capres dan cawares di pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Tiba di KPU sekitar pukul 14.00 WIB, Jokowi-JK yang juga didampingi oleh Ketua Bappilu PDIP Puan Maharani dan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo serta fungsionaris partai mitra koalisi lainnya disambut oleh Ketua KPU Husni Kamil Malik.
Diberitakan bahwa, saat mendaftar, Jokowi memohon kepada pihak KPU untuk menunda pemeriksaan kesehatan sebagai salah satu syarat utama mengikuti Pilpres 2014. Jokowi meminta hari Kamis (22/5) dari jadwal sebelumnya hari ini.
\"Kita ingin ucapkan terimakasih kepada ketua KPU dan jajarannya yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada kami, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan kesehatan pada Kamis,\" kata Jokowi kepada awak media usai melengkapi berkas pendaftaran.
Sementara itu, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa hari ini PDIP bersama partai mitra koalisi akan menggelar pertemuan tertutup di kediaman Megawati. \"Pertemuan ini untuk membahas langkah-langkah selanjutnya setelah kita mendaftarkan Jokowi dan JK,\" kata Tjahjo.
Saat disinggung mengenai sikap PDIP terhadap Partai Golongan Karya (Golkar) yang pertemuan antara Aburizal Bakrie (Ical) dengan Megawati kemarin hanya berujung deadlock, Tjahjo enggan berkomentar. \"Tanya dong ke Golkarnya,\" tandasnya.
Sementara itu, Aburizal Bakrie alias Ical tampaknya harus menelan kekecewaan mendalam. Dengan deklarasi JK sebagai Cawapres Jokowi, tertutup sudah semua kesempatan Ical menjadi orang nomor satu maupun nomor dua negara ini. Menurut Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono, keputusan PDIP untuk menggandeng JK, membuat Ical kehilangan peluang. Sementara dari kubu Prabowo, sudah ada Hatta Rajasa yang mendampingi Ketua Dewan Pembina Gerindra tersebut.
Karena itu, peluang Ical untuk menjadi Capres maupun Cawapres, hilang sepenuhnya.