JAMBI - Selama 2014 ini, Provinsi Jambi mendapatkan jatah sebanyak 38 juta Kilo Liter (KL) untuk jatah BBM jenis premium. Sementara Solar, Jambi mendapatkan jatah sebanyak 14 juta KL.
Masheruddin Wahab, Karo Administrasi Perekonomian dan SDA Setda Provinsi Jambi menyampaikan, stok BBM menjelang Ramadan dan lebaran aman, karena pertamina sudah melakukan antisipasi. \"Tahun 2014, premium kita 38 juta KL. Untuk solar memang ada penurunan dari tahun lalu 16 juta KL, sekarang ada 14 juta KL tahun ini,\" sebutnya.
Dia menjelaskan, pengurangan kuota BBM jenis solar ini karena pada H-7 dan H+7, angkutan batubara diminta stop. \"Mengingat lebaran. Jadi truk banyak yang tak menggunakan solar,\" sebutnya.
Sementara untuk Pertamax juga masih banyak. Jambi mendapatkan jatah 526 ribu KL. \"Bisa untuk sampai 100 hari lebih, kalau tak salah kemarin,\" ungkapnya.
Sementara stok BBM yang tersedia di Pertamina saat ini, kata Masherudin, untuk jenis premium, ketahanannya untuk 41 hari. Lalu untuk solat titik amannya untuk 26 hari. \"Jadi puasa dan lebaran aman,\" tambahnya.
Begitu juga dengan elpiji, pertamina tak pernah mengurangi pasokan seperti biasa. Dia menyampaikan, Sumbagsel meminta penambahan kuota elpiji. Ditanya jatah jambi berapa untuk penambahan kuota, dia mengaku tak tahu pasti. \"Untuk Jambi saya lupa dapat berapa. Yang jelas penambahan sesumbagsel kita dapat penambahan,\" jelasnya.
Antisipasi lonjakan dan penimbunan elpiji? Dia menerangkan, pihaknya diminta bekerjasama untuk mengawasi. \"Selain pertamina, pemerintah ikut berperan dengan kabupaten/kota dan mengawasi soal migas ini. Stok sampai untuk elpiji aman menghadapi puasa dan lebaran. Cuma yang ditakutkan penumpukan, maka harus diawasi,\" imbuhnya.
Ditanya soal Harga Eceran Tertinggi (HET), disebutkannya, senilai Rp 15 ribu. \"Itu kalau saya tak salah Rp 15 ribu untuk 3 kg di pangkalan. Pengecer bisa jadi berubah, karena lambat masuk stoknya jadi naik harganya. Ini kesalahannya dulu banyak yang menolak, terus karena masih ada minyak tanah, tabung yang dibagikan dulu dijual lagi, ini bukan dikembalikan ke Pertamina, tapi dijual ke toko-toko sehingga disalahgunakan,\" jelasnya.
Soal harga daging, diterangkannya, masih berkisar antara Rp 110 ribu sampai Rp 120 ribu per kg. \"Masih normal. H-3 puasa mungkin bisa naik. Operasi pasar oleh dinas peternakan, dilakukan mendekati lebaran. Makanya diminta skpd membuka pemotongan daging,\" pungkasnya.
(wsn)