JAKARTA - Rencana penutupan sementara bandara Juanda untuk latihan jelang perayaan HUT TNI belum berpengaruh pada penerbangan calon jamaah haji (CJH) embarkasi Surabaya. Meski belum ada kepastian, kabar penutupan dijalankan mulai 26 September hingga 4 Oktober. Rencana ini tentu bisa berdampak pada pemberangkatan haji, apalagi posisi Juanda sebagai titik pemberangkatan embarkasi Surabaya.
Tetapi hingga kemarin, jajaran Kementerian Agama (Kemenag) belum mendapatkan klarifikasi resmi tentang rencana penutupan bandara Juanda untuk aktivitas penerbangan sipil. Termasuk di antaranya misi penerbangan jamaah haji menuju Madinah atau Jeddah.
Direktur Penyelenggaraa Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil saat dikonfirmasi kemarin mengatakan, tidak ada pembahasan perubahan jadwal darurat penerbangan haji. \"Semuanya masih on schedule. Saya belum mendengar ada perubahan yang signifikan,\" kata dia.
Jamil menuturkan, jadwal penerbangan haji sudah tertata rapi bahkan sampai pemulangannya nanti. Ketika nanti bandara Juanda benar-benar ditutup, aktivitas pemberangkatan haji sudah masuk tahap akhir bahkan sudah rampung.
Seandainya nanti pada 1-4 Oktober bandara Juanda memberhentikan penerbangan sipil, jelas tidak akan mengganggu penerbangan haji. Pasalnya misi pemberangkatan jamaah haji ke Saudi diakhir pada 28 September. Yakni akhir masa penerbangan jamaah haji gelombang ke-II menuju Jeddah.
Sementara itu pada 3 Oktober jamaah haji menjalankan ibadah puncak, yakni wukuf di padang Arafah. Aktivitas pemulangan jamaah haji dimulai lagi untuk gelombang I dari Jeddah pada 9 Oktober waktu Arab Saudi. Sehingga sudah melewati puncak peringatan HUT TNI yang diperingati setiap 5 Oktober.
Sementara itu dari Arab Saudi dilaporkan jamaah haji Indonesia supaya mewaspadai bentuk kejahatan yang semakin beragam. Minggu lalu (7/9) terjadi penjambretan dengan modus penjahat yang menggunakan pakaian petugas haji.
Kejahatan ini terjadi di area Masjid Nabawi dan jamaah yang menjadi korban berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Total kerugian penjambretan ini adalah 1.500 riyal (sekitar Rp 4,7 juta). Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Haji Daerah Kerja Makkah Jaetul Muchlis menuturkan, kasus ini sangat dilematis. Sebab pelakunya diduga kuat warga Indonesia yang menetap di Arab Saudi dan menyamar sebagai petugas haji.
\"Untuk itu kami terus mengimbau supaya jamaah tidak gampang percaya. Kenali ciri-ciri petugas haji yang resmi,\" tandasnya. Dia mengatakan petugas haji resmi selalu dibekali kartu identitas yang dikalungkan. Kartu identitas itu mencolok karena didominasi warna putih dan kombinasi hijau. Selain itu juga dilengkapi bendera merah-putih, foto, dan nama lengkap petugas itu. Petugas haji Indonesia juga dibekali rompi resmi berwarna hitam dengan lambang bendera merah putih serta tulisan kantor misi haji dalam bahasa Arab di bagian dada.
Hingga kemarin jumlah jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Arab Saudi berjumlah 36.740 orang dari 88 kloter. Dengan terus bertambahnya jumlah jamaah yang datang, suasana di Masjid Nabawi di Madinah semakin padat. Rencananya mulai besok (10/9) jamaah haji mulai bergeser dari Madinah menuju Mekkah.
(wan/end)