JAKARTA - Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat banyak tawaran dari berbagai organisasi internasional. Satu per satu organisasi tersebut mulai mengajukan tawarannya lebih serius kepada SBY. Salah satunya organisasi internasional yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan (Korsel), Global Green Growth Institute (GGGI).
Organisasi itu menominasikan SBY sebagai presiden GGGI yang baru, menggantikan Presiden GGGI saat ini Lars Lokke Rasmussen, mantan perdana menteri Denmark. Kemarin (9/9) delegasi GGGI mengunjungi SBY untuk menyampaikan secara langsung tawaran memimpin GGGI itu. \"Saya ada tugas baru, mengurus bumi,\" kata SBY kepada wartawan saat menunggu kedatangan delegasi GGGI di Kantor Presiden kemarin.
Begitu delegasi GGGI yang dipimpin Direktur Jenderal (Dirjen) GGGI Yvo de Boer tiba, SBY menyambut rombongan tersebut dengan hangat. SBY menyatakan, pihaknya mengapresiasi kedatangan GGGI ke kantornya. \"Saya ucapkan selamat datang di Jakarta. Saya sangat senang menerima Anda semua. Sepuluh hari lalu saya bertemu Sekjen PBB Ban Ki-moon di Bali dan kami membicarakan banyak hal. Saya dan para pemimpin lainnya bisa merasakan bahwa ada arus perubahan dan berharap makin baik (perubahan tersebut),\" paparnya saat menyambut delegasi GGGI.
Pertemuan antara SBY dan GGGI itu berlangsung sekitar satu jam. Seusai pertemuan, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah memastikan bahwa SBY menerima tawaran yang diajukan GGGI untuk dinominasikan sebagai presiden GGGI. \"Bapak sudah menerima nominasi itu. Nanti akan ada pengumuman resmi di New York dan bisa melakukan kunjungan awal ke Seoul pertengahan November,\" kata Faiz dalam konferensi pers di Kantor Presiden kemarin.
Sementara itu, Dirjen GGGI Yvo de Boer mengungkapkan bahwa SBY dinilai sebagai orang yang tepat untuk memimpin GGGI. Alasannya, presiden keenam RI tersebut dinilai mampu mengatasi persoalan lingkungan sekaligus kemiskinan. \"Saya tidak bisa memikirkan siapa lagi yang paling tepat memimpin institusi ini selain Presiden Yudhoyono dari Indonesia. Dan saya merasa sangat terhormat karena beliau bersedia dinominasikan sebagai presiden dan direktur GGGI,\" ujarnya.
Menurut De Boer, Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat, tapi juga dihadapkan pada masalah lingkungan. \"Namun, Presiden Yudhoyono berhasil menemukan cara untuk menumbuhkan ekonomi sekaligus mengatasi masalah lingkungan,\" papar De Boer dalam konferensi pers kemarin.
Yvo de Boer melanjutkan, SBY akan menjabat presiden GGGI selama dua tahun. Yang bersangkutan akan dilantik pada November di Seoul. Sebab, SBY adalah kandidat tunggal presiden GGGI. Namun, De Boer menekankan, SBY tidak perlu menetap di Korsel terkait jabatannya tersebut. Meski begitu, dia berharap presiden yang berulang tahun kemarin itu bisa memberikan waktunya beberapa minggu untuk memimpin organisasi tersebut. Sehingga bisa berhubungan dengan para pemimpin dunia untuk menyosialisasikan upaya mengatasi persoalan kemiskinan dan lingkungan di dunia. Juga untuk memimpin sidang GGGI.
\"Saya sangat merasa terhormat Presiden Yudhoyono menerima nominasi ini,\" tegas De Boer, \"dan saya sudah tak sabar menanti kepemimpinan beliau di GGGI.\"
GGGI dibentuk pada 16 Juni 2010. Organisasi pelestarian lingkungan tersebut kini dipimpin Lars Lokke Rasmussen. GGGI bertujuan meningkatkan semangat pertumbuhan hijau, yakni sebuah paradigma yang ditandai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan, khususnya di negara berkembang. GGGI merupakan organisasi global pertama berbasis agenda yang diajukan Korea dan diluncurkan tanpa bantuan PBB.
GGGI mengupayakan tujuan ganda, yakni perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi. Cara kerjanya melalui kolaborasi dengan pemerintah.\"Sejauh ini GGGI memiliki 22 anggota (negara/pemerintah) dan penandatanganan perjanjian (ratifikasi). Sementara tugas SBY nanti adalah memimpin majelis yang merupakan organ tertinggi. Kemudian memilih anggota dewan, menunjuk Dirjen, mempertimbangkan dan mengadopsi amandemen perjanjian pendirian GGGI, serta memberikan arahan atas keseluruhan kerja dan meninjau kemajuan yang dicapai. SBY juga bertugas menerima laporan dari sekretariat mengenai hal-hal strategis, operasi, dan keuangan\"serta memberikan bimbingan atas kerja sama kemitraan dan hubungan dengan badan-badan internasional lainnya.\"
(ken/c9/end)