Materialisme Ekstrim : Manusia Mati Rasa ?

Kamis 25-09-2014,00:00 WIB
Oleh:

Oleh karena itu, jika menggunakan teori penyebab konsumerisme dan materialisme ekstrem sepintas disampaikan di muka, maka mungkin kita bisa memberikan sejumlah pemikiran kepada saudara kita.

Menurut sejumlah kajian di Amerika, bahwa terjadinya penurunan rasa kemakmuran dan bahagia seiring dengan terjadinya peningkatan prilaku materialisme dan konsumerisme (Tori Deangelis, 2004). Artinya, prilaku materialisme dan konsumerisme yang tinggi itu kelihatannya adalah prilaku yang coba dilakukan manusia untuk menciptakan rasa puas, makmur dan bahagia.

Namun, pada kenyataannya, semakin banyak harta dikumpulkan, barang-barang yang dibeli dari mal-mal, semakin muncul rasa tidak puas, rasa tidak bahagia dan tidak makmur. Kalaupun ada rasa puas dan bahagia, maka perasaan itu hanya berlangsung sesaat untuk kemudian menghilang.

Mungkin layak kita mengutip Martin Luther King Ji, 1967,  We must rapidly begin the shift from a “thing-oreinted” society to a “person-oriented” society (Kita harus segera mulai bergeser dari masyarakat berorientasi kebendaan menuju masyarakat berorientasi orang).

Kita menghargai apa yang dilakukan seseorang terhadap orang lain dan alam sekitarnya, tidak pada kekayaannya. Apa lagi kekayaan yang secara kasat mata telah menyengsarakan begitu banyak orang. Semoga bermamfaat.

*Direktur Eksekutif CSCIIS Jambi & Ketua Forum Dekan Fakultas Ushuluddin se-Indonesia. Tulisan ini pendapat pribadi.

 

Tags :
Kategori :

Terkait