Kawinkan Emas Sektor Ganda

Senin 29-09-2014,00:00 WIB

 Laporan Ainur Rohman dan M. Amjad dari Incheon

 INCHEON -  Bulu tangkis benar-benar menyelamatkan muka Indonesia di Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan. Dalam dua hari beruntun, tim bulu tangkis Indonesia merebut dua emas dan mengakhiri paceklik prestasi di multievent olahraga terbesar bangsa Asia itu.

 Semalam, melalui perjuangan yang sangat heroik, ganda putra terbaik Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan membekap pasangan tuan rumah yang juga ganda nomor satu dunia Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong via rubber game. Hendra/Ahsan menang 21-16, 16-21, dan 21-17 dalam tempo 63 menit.

 Dalam dua hari terakhir, lagu kebangsaan Indonesia Raya selalu berkumandang mengiringi berkibarnya Sang Saka Merah Putih di Gyeyang Gymnasium, Incheon. Sehari sebelumnya pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari merebut emas di tempat yang sama. Juga, setelah menundukkan unggulan pertama asal Jepang Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo.     

 \"Emas yang didapatkan ganda putri membawa motivasi lebih bagi kami. Nggak gampang menangnya, tetapi kami bisa juga,\" ucap Ahsan kepada Jawa Pos di mixed zone Gyeyang Gymnasium seusai pertandingan.

 Kemenangan itu memang luar biasa. Sebab, pasangan Yong-dae/Yeon-seong sangat dominan di arena super series. Dalam enam pertemuan, Hendra/Ahsan baru menang sekali kala melawan seeded nomor satu tersebut.

 \"Tetapi, Asian Games ini kan empat tahun sekali. Jadi, memang harus habis-habisan. Belum tentu empat tahun lagi saya masih bisa bermain,\" kata Hendra yang pada 25 Agustus lalu genap berusia 30 tahun.

 Pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi menuturkan bahwa momentum kemenangan Hendra/Ahsan terjadi pada game ketiga, ketika kedudukan sama kuat, 17-17. Itulah titik baliknya. Sebab, sepanjang game, pasangan Indonesia itu selalu tertinggal. Ketika kondisi sama kuat, Hendra/Ahsan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memungkasi pertarungan.

 Herry menambahkan, Hendra/Ahsan memiliki ketenangan, keberanian, dan fokus dalam poin-poin kritis. Apalagi, pasangan tuan rumah sangat tertekan karena bermain di kandang sendiri. Tuntutan harus menang, rupanya, sangat membebani.

 \"Emas ini menjadi pengobat untuk bangsa. Di tengah situasi politik yang sedang bergolak (pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang baru disetujui DPR, Red), kami akhirnya bisa memberikan kebanggaan untuk masyarakat Indonesia,\" tegas Herry.

 Selain untuk bangsa dan rakyat Indonesia, Hendra/Ahsan mempersembahkan emas itu untuk Herry dan pelatih ganda putra yang berada di Jakarta Aryono Miranat. Apalagi, hampir seribu tenaga kerja Indonesia yang ada di Korea memberikan dukungan gila-gilaan kepada mereka. Mereka datang dari segala penjuru Korsel untuk men-support tim bulu tangkis Indonesia. \"Saya dengar suara mereka. Nggak kalah sama tuan rumah. Tentu saja itu jadi tambahan semangat,\" kata Ahsan.  

 Yong-dae/Yeon-seong memberikan selamat kepada Handra/Ahsan. Namun, mereka berjanji segera bangkit. \"Sekarang fokus kami adalah meraih emas di Olimpiade (Rio de Janeiro, Red). Kekalahan ini memberi kami pelajaran yang sangat besar,\" tegas Yong-dae. 

 Harapan Indonesia untuk menambah medali emas di Asian Games masih terbuka hari ini, juga dari cabang bulu tangkis. Ganda campuran terbaik Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akan menantang ganda campuran unggulan pertama yang juga pasangan nomor satu dunia asal Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei di partai final. Kemarin Owi/Butet \"panggilan akrab Tontowi/Liliyana\" menggilas unggulan kedua yang juga pasangan Tiongkok Xu Chen/Ma Jin dengan skor mencolok 21-12 dan 21-10.

(*/c10/nw)

Tags :
Kategori :

Terkait