Pertambangan Lesu, Penjualan Alat Berat Turun

Jumat 03-10-2014,00:00 WIB

JAKARTA - Penjualan alat berat Komatsu milik PT United Tractor Tbk bulan Agustus 2014 turun 8% dari 2.981 unit tahun lalu menjadi 2.750 unit. Turunnya penjualan Agustus menurut Corporate Secretary United Tractors, Sara K Loebis, akibat lesunya sekor pertambangan. Meski kebutuhan alat berat di sektor konstruksi menguat, pihaknya menilai kontribusinya tidak sebesar sektor tambang. \"Kita berusaha peningkatan di sektor lain. Tetapi tidak bisa menutupi penurunan di sektor tambang,\"ujar Sara,  Selasa (30/9).

                Dari 2.750 unit alat berat yang terjual sektor pertambangan berkontribusi 36%, sektor konstruksi berkontribusi 28%, sektor perkebunan 23%, dan sektor kehutanan 13%. Dibandingkan Agustus 2013 kontribusi sektor pertambangan turun 9%, Sara memperkirakan penurunan ini akan terjadi hingga akhir tahun.

                Jika dibandingkan Juli, penjualan alat berat Agustus naik, dari 2.508 unit menjadi 2.750 unit. Pertambangan berkontribusi 36%, konstruksi 28%, perkebunan 22%, dan kehutanan 14%. Hingga akhir tahun, menurut Sara, United Tractor akan lebih fokus menjual alat berat untuk konstruksi dan kehutanan.

                Lesunya pertambangan membuat UT mengoreksi target penjualan dari 4.200 unit menjadi 4.500 unit. Sampai Agustus 2014 UT menguasai 40% pangsa pasar. Sara menargetkan angka ini bisa bertahan hingga akhir tahun.

                Meski pada kuartal III/2014 total penjualan diperkirakan turun cukup signifikan. Tahun depan Sara juga memprediksi pasar alat berat masih stagnan di angka 10.000 unit. \"Kuartal III pasti akan lumayan jauh penurunannya. Tahun depan target kami juga konservatif, karena melihat pasar masih stagnan cenderung turun,\" kata Sara.

                Faktor lain yang mempengaruhi lesunya bisnis alat berat adalah gejolak nilai tukar rupiah terhadap USD. Dampaknya, perusahaan yang ingin membeli alat berat menunggu waktu agar nilai tukar stabil. Pasalnya, pengusaha pun tidak ingin mengalami kerugian yang akibatkan oleh selisih kurs.

                \"Karena semakin nilai tukar rupiah melemah, maka harga alat berat makin menanjak mahal. Tapi saya mengharapkan setelah adanya kepastian politik, masalah ini tidak berlarut-larut,\" kata Presiden Direktur GM Tractors Tjandi Mulyono.

                Adapun GM Tractors menargetkan penjualan alat berat sebanyak 1.000 unit tahun ini. Alat berat yang dijual GM Tractors antara lain merek Wirtgen, Vogele, dan Hamm. GM Tractors juga menjadi distributor alat berat dari Tiongkok, seperti merek Shantui dan XCMG. Dari sisi segmen, perusahaan yang berdiri tahun 2005 ini menjual alat untuk konstruksi, perkebunan. \"Jika penjualan di semester I tahun ini belum memuaskan, GM Tractors berharap penjualan di semester kedua bisa naik tinggi,\" ujar Tjandi.

(wmc)

Tags :
Kategori :

Terkait