Optimis IHSG Tembus Level 5.550 Akhir TAHUN

Selasa 28-10-2014,00:00 WIB

JAKARTA-Mengawali pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi. Menyambut terbentuknya kabinet pada pemerintahan baru, IHSG ditutup turun 48,776 poin (0,961 persen) ke level 5.024,292 dan indeks LQ45 terkikis 11,21 poin (1,30 persen) ke level 851,34 pada penutupan perdagangan kemarin.

                 Investor asing melakukan aksi beli dengan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 673,9 miliar, kemarin. Sejalan dengan itu nilai tukar Rupiah sedikit menguat ke level 12.042 per dolar Amerika Serikat (USD) dibandingkan level 12.065 per USD pada penutupan sebelumnya (kurs tengah Bank Indonesia).

                 Bursa di Asia pada penutupan perdagangan kemarin beragam; indeks Straits Times naik 3,56 poin (0,11 persen) ke level 3.226,11. Indeks Nikkei 225 naik 97,08 poin (0,63 persen) ke level 15.388,72. Indeks Hang Seng turun 158,97 poin (0,68 persen) ke level 23.143,23. Indeks Composite Shanghai turun 11,84 poin (0,51 persen) ke level 2.290,44.

                 Kepala Riset PT Mandiri Sekuritas, John Rachmat, mengatakan secara umum kabinet pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah solid dan efektif. \"Sebelumnya, kami memiliki dua harapan dari formasi kabinet, yaitu akan menempatkan orang yang cakap di posisi kementerian, dan dapat mengakomodasi elemen dari oposisi Koalisi Merah Putih (KMP) untuk menyeberang kubu,\" ungkapnya, kemarin.

                 Meskipun, untuk harapan kedua itu, menurut John sudah tidak banyak diharapkan lagi melihat solidnya kubu KMP. \"Oleh karena itu kami menilai kabinet ini bersandar pada pemilihan pemimpin yang sangat mumpuni dan dengan integritas yang tinggi. Saat ini, kami meyakini Jokowi sudah melakukan hal yang sangat baik. Kami secara khusus sudah puas dengan pemilihan Ignatius Jonan sebagai Menteri Transportasi dan Rudiantara sebagai Menteri Informasi dan Teknologi. Keduanya memiliki rekam jejak manajerian yang terpuji, dan memiliki reputasi integritas yang tinggi,\" ulasnya.

                 Sebaliknya, beberapa kritik terhadap pemilihan Sofyan Djalil sebagai Menko Perekonomian dan Bambang Brodjonegoro sebagai Menteri Keuangan menjadi \"lack the wow factor\". Namun, menurut John, pihaknya tidak menilai itu sebagai hambatan terhadap keinginan menciptakan pemerintahan yang efektif.

       \"Bambang Brodjonegoro adalah ahli dalam anggaran negara, dan tugas besar selanjutnya untuk Jokowi \"adalah RAPBN 2015. Sofyan Djalil telah memperkenalkan praktik market-friendly dalam masa tugasnya sebagai Menteri BUMN. Pemilihan Sudirman Said sebagai Menteri ESDM juga menuai kritik besar. Dia dianggap dekat dengan Ari Soemarno (kaka dari Menteri BUMN yang baru Rini Soemarno), dan dekat dengan pendiri Medco Energi Arifin Panigoro,\" John memaparkan.

       Meski begitu, lanjutnya, dalam realisasinya bertolak belakang karena Sudirman Said adalah salah satu pendiri Masyarakat Transparansi Indonesia yang dikenal fokus pada corporate governance.

Dalam masa tugasnya sebagai sekretaris perusahaan di PT Pertamina. \"Dia mendorong ketidaksetujuan

tentang praktik tidak terpuji, meskipun akhirnya dia kalah,\" terusnya.

       John meyakini kemungkinan yang seimbang menjadi pendorong hasil positif terhadap risiko tersebut. Maka pihaknya memprediksi IHSG akan masuk ke fase bullish baru. \"Kami masih menetapkan prediksi IHSG 5.550 untuk akhir tahun,\" tegasnya.

(gen)

Tags :
Kategori :

Terkait