Bensin Rp 9.000, SPBU Tak Jual

Senin 10-11-2014,00:00 WIB

Daerah Dilanda Punic Buying

JAMBI – Pemerintah pusat belum menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, di Kota Sungaipenuh harga BBM jenis Bensin di tingkat eceran sudah naik menjadi Rp 9 ribu. 

Sementara itu beberapa SPBU di Kota Sungaipenuh tidak melayani pembelian BBM jenis premium disiang harinya. Pantauan di SPBU Sungai Liuk, sudah tiga hari belakangan ini ditutup.

Sedangkan SPBU Koto Lebu tidak melayani pembelian BBM jenis premium. Sementara pedagang Bensin didepan SPBU Koto Lebu menaikkan harga jual bensin.

“Rp 9 ribu satu liter,” ujar salah seorang pedagang bensin eceran, kemarin. Menurutnya, dirinya sudah menaikkan harga Bensin sejak sepekan yang lalu.  Hal itu terpaksa dilakukannya, karena mendapatakan bensin susah.

Malah harga bensin untuk para pengecer juga naik. “Biasa kita beli Rp 160 ribu per jeriken, sekarang Rp 230 ribu,” ucapnya.

Disisi lain, puluhan massa Hizbut Tahrir Indonesia melakukan unjuk rasa di bundaran tugu Adipura Sungaipenuh. Mereka menolak kenaikan harga BBM
dan liberalisasi Migas.

Dalam poster yang dibawa massa HTI dituliskan tolak kenaikkan BBM, tolak liberalisasi Migas, naikkan BBM berarti rezim Jokowi neoliberal. Massa Hizbut Tahrir Indonesia yang berencana melakukan aksi di SPBU
dibatalkan, karena tidak diizinkan pihak Kepolisian.

“Kasat Intel tidak mengizinkan kami aksi ke SPBU,” ujar Dores, anggota Hizbut
Tahrir Indonesia.

Sementara itu, antrean panjang juga terlihat di SPBU Muara Bulian dan SPBU Sungai Buluh dan di SPBU Kecamatan Muara Tembesi.

Iwan, seorang dari pengantre mengatakan, ia sudah menunggu sejak pagi dengan membawa dua derigen berukuran 30 liter untuk mengisi BBM jenis premium. \"Saya sejak jam 6.00 WIB nunggu,\" ujarnya yang mengantre di di SPBU Kecamatan Muara Tembesi.

Menanggapi kenaikan BBM subsisdi, Fahri warga setempat, mengatakan dengan jelang kenaikan BBM ini pihak terkait harus benar-benar memantau di SPBU yang ada di Batanghari, karena di kwatirkan diduga ada oknum yang bermain dengan kondisi seperti ini, dengan menimbun BBM. \"Yang terpenting, agar BBM tidak kehabisan di SPBU pihak terkait harus memantau di SPBU. Karena bila ada oknum melakukan penimbunan tentu BBM tidak bisa mencukup di daerah itu sendiri. Makan itu, terutama kepada para wartawan yang bertugas sebagai sosial control terus pantau,\" pintanya.

Dia juga mengatakan, bila kenaikan BBM itu sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat. Tapi bukan berarti kenaikan BBM menjadi langkah di SPBU. Dan bila ada kehabisan BBM di SPBU, sementara kata pemerintah stock BBM sendiri di daerah mencukupi. Namun bila terjadi di SPBU tersebut kehabisan, ini yang perlu diketahui.

(dik/adi)

Tags :
Kategori :

Terkait