Kesiapan Jambi implementasikan Visi Maritim
Sejak dipimpin oleh Presiden Jokowi, Indonesia saat ini sedang mengembar-gemborkan poros maritim. Bahkan untuk mewujudkan pembangunan Indonesia berwawasan maritim, dibentuk satu Menko. Bagaimana kesiapan Jambi ?
PROVINSI Jambi memiliki luas wilayah 53.435.72 KM². Dari jumlah tersebut, luas daratan 51.000 Km2. Lalu, luas lautan 425,5 Km2 dengan panjang pantai 185 Km.
Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini, sebelah utara berbatasan dengan provinsi Riau. Lalu sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan sebelah barat, berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat. Dan sebelah Timur, berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Menurut website DKP Provinsi Jambi, dari luas wilayah laut tersebut, potensi perikanan tangkap yang terkandung di dalamnya sekitar 114,036 ton/ tahun. Komoditi ikan yang terdapat didalamnya, yakni, terdiri atas jenis-jenis ikan ekonomis penting seperti ikan Tenggiri, Bawal, Senangin, Kembung, Udang Ketak, berbagai jenis Udang lain, dan lain-lain.
Sedangkan di perairan umum di Provinsi Jambi berupa sungai, danau, rawa dan genangan air lainnya, luasnya sekitar 115.000 ha dengan potensi perikanan lestari yang terkandung di dalamnya sekitar 35.500 ton.
Hanya saja menurut Rektor Universitas Jambi, Prof Auli Tasman PhD, permasalahan utama dari pemanfaatan sektor kelautan di provinsi Jambi adalah alat tangkap. Menurutnya, nelayan kita hanya mempunyai alat tangkap untuk kawasan di pinggir pantai saja.
‘’Sedangkan untuk kawasan zona ekslusif 200 mil laut kita tidak punya, sehingga dimanfaatkan oleh pemodal kuat dari daerah lain. Transaksinya pun terjadi di tengah laut sehingga tidak termasuk dalam produksi ikan Jambi,’’ ungkapnya.
Kalau ingin memanfaatkan hasil kekayaan alam laut katanya, memang poros maritim yang digaungkan oleh pemerintah sekarang harus diperkuat. Karena katanya, kekayaan laut ini merupakan potensial untuk mengangkat tingkat kesejahteraan kabupaten-kabupaten pesisir (Tanjabbar dan Tanjabtim).
‘’Pulau Berhala boleh lepas tetapi ZEE harus tetap dimanfaatkan,’’ tuturnya.
Untuk memaksimalkan potensi laut ini sebutnya, provinsi Jambi memang menghadapi kendala utama. Diantaranya, tidak punya outlet yang mampu menampung kekayaan alam yang di darat dan di laut. Sehingga nilai tambahnya dinikmati oleh provinsi tetangga.
‘’Jadi Pelabuhan Samudara Ujung Jabung adalah suatu keharusan untuk dibangun dan dimiliki oleh provinsi Jambi,’’ tegasnya.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Batanghari, Dr Pantun Bukit sendiri memiliki pandangan berbeda. Dirinya menyebutkan, secara teknis, manajemen, maupun SDM, Jambi belum siap untuk memaafkan program poros maritim ini.