Perebutan Perahu Kian Sengit

Selasa 25-11-2014,00:00 WIB

Syarat Pencalonan Bertambah, Kandidat Tetap Optimis

JAMBI – Perebutan dukungan partai politik untuk maju di Pilgub Jambi 2015 diprediksi kian sengit. Ini dampak dari kenaikan syarat pencalonan bagi kandidat yang akan bertarung memperebutkan BH 1 nanti.

Dimana, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. Pada Pasal 40 Ayat 1 berbunyi, Partai Politik atau gabungan Partai Politik dapat mendaftarkan calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPRD atau 25 persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan.

“Perebutan perahu ini akan semakin ketat, ini konsekuensi dari kenaikan persentase dukungan,” ujar Pengamat Politik Jambi, Jafar Ahmad kepada harian ini kemarin.

Dijelaskannya, untuk mendapatkan dukungan partai politik, tentu akan konvensasi bagi partai yang bersangkutan. Ada transaksi yang biasa terjadi, misalnya partai akan mengajukan sesorang sebagai wakil atau konvensasi dalam bentuk lain, seperti jabatan atau biaya untuk partai.

“Itu konsekuensinya partai menjadi rebutan, karena semakin tinggi kebutuhan kandidat tehadap partai itu,” jelasnya.

Apalagi saat ini tidak ada satupun partai yang bisa mengusung sendiri, mengingat perolehan kursi di DPRD Provinsi Jambi setiap partai di bawah 20 persen. “Kalau dulu HBA tidak perlu partai lain karena Demokrat sudah cukup, sekarang beliau harus rebutan memperoleh dukungan dari partai lain,” imbuhnya.

Kenaikan syarat pencalonan kepala daerah juga dipastikan berdampak pada jumlah kontestan Pilkada yang minim. Kandidat diprediksi saling sikut dalam merebut rekomendasi partai dan pertarungan merebut simpati rakyat lebih dinamis.

“Jadi kemungkinan calon dari partai politik paling banyak nanti itu empat calon, karena tidak ada kandidat yang mendapatkan dukungan pas 20 persen. Pasti lebih dari 20 persen,” katanya.

Untuk itu, ia menyarankan agar kandidat berebutlah mencari perahu dari sekarang. Dan yang paling penting itu langsung mendapatkan restu DPP. Karena partai di Indonesia ini sangat sentralistis, maka keputusan penting itu ada di DPP.

“Kalau partai sudah dikunci dari jauh-jauh hari, itu susah kandidat lain mau membongkar kunci itu lagi. Untuk lebih aman, siapa yang paling cepat itu yang lebih baik. Atau boleh jadi disaat-saat terakhir, kalau ada partai yang kurang dilirik maka akan gampang mendapatkannya. Transaksinya tidak terlalu besar,” tandasnya.

Selain itu, kandidat juga harus memperhitungkan peta pertarungan terkait jumlah kandidat yang akan maju. “Kalau kandidat idak mau ada saingan yang banyak, maka kunci banyak partai dari sekarang. Supaya kandidat lain tak kebagian perahu lagi. Begitu pula sebaliknya, kalau ingin banyak kandidat yang maju, tidak perlu banyak mengunci partai banyak-banyak dari sekarang,” pungkasnya.

Terpisah, Direktur Media Center HBA, Hasan Mabruri saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut mengaku, pihak tidak khawatir soal syarat dukungan tersebut. “Kita pastikan akhir Januari nanti partner koalisi Demokrat sudah jelas,” akunya.

Saat ini, pihaknya terus melakukan penjajakan dengan partai politik lain untuk mendapatkan dukungan. Sejauh ini baru HBA baru mengantongi satu partai yakni, Demokrat. “Selain Demokrat belum ada, semua partai baru sebatas komunikasi intens,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Media Center Zumi Zola, Cecep Suryana mengatakan, sejauh ini pihaknya tengah membangun komunikasi intens dengan Golkar, PDIP, PPP, PAN dan Nasdem.

Tags :
Kategori :

Terkait