JAKARTA - Gurita bisnis PT Astra International Tbk (ASII) menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 18,7 - 20,4 triliun pada tahun 2015. Angka ini mengalami peningkatan 10 - 20 persen dari realisasi belanja modal tahun ini yang diperkirakan Rp 15-17 triliun.
\"Nilainya naik berarti produktifitas kita mengalami peningkatan tahun depan. Itu belum termasuk dana yang disiapkan sendiri oleh beberapa anak perusahaan yang diluar konsolidasi langsung Astra. Jumlahnya mungkin bisa tambah Rp 5-6 triliun lagi,\" ujar Presiden Direktur PT Astra International, Prijono Sugiarto disela gathering Satu Indonesia kemarin (25/11).
Pada tahun 2015, pihaknya masih tetap fokus pada enam lini bisnis perusahaan. Yakni, otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agrobisnis, infrastruktur dan logistik serta teknologi informasi (TI). Pihaknya mengaku belum terlalu fokus menggarap bisnis properti meski sudah punya beberapa proyek.\"Properti sepertinya belum. Karena kami belum mapan disitu, sekarang yang penting jalan dulu,\" tegasnya.
Prijono justru mengaku tahun depan akan lebih fokus ke proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol dan pembangkit listrik (power plant).\"\"Kami akan fokus pada penyelesaian jalan tol Mojokerto-Kertono, jalan tol Serpong-Kunciran, dan pembangkit listriknya PT United Tractors. Kami tidak mengatakan bahwa tahun depan tidak menggarap proyek lain, tapi itu dulu yang kami prioritaskan supaya cepat selesai,\" tambahnya.
Sekedar informasi, Astra melalui anak usahanya PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) memiliki konsesi tol Mojokerto Kertosono yang panjangnya 40,5 kilometer (km). Sementara di bidang properti, Astra sebenarnya telah memulai dengan membangun proyek Menara Astra 47 lantai dan juga Anandamaya Residence Apartment yang didalamnya terdapat 509 unit.\"Kita akan lihat apakah properti juga akan bagus,\" katanya.
Sedangkan di sektor otomotif, Prijono menilai sudah berjalan pada jalurnya. Bukan hanya mengusai pasar dalam negeri, produk Astra juga menguasai pasar ekspor mobil CBU (completly built up).\"Dari target ekspor mobil CBU produksi Indonesia sebanyak 200.000 unit tahun ini, sekitar 75-80 persennya diekspor dari pabrik milik Astra. Kita berharap ekspor itu terus meningkat sehingga kontribusi Astra semakin besar,\" lanjutnya.
Dia berharap Pemerintah mau memberikan insentif kepada eksportir mobil karena kontribusinya yang besar bagi negara. Disamping itu pemberian insentif juga akan meningkatkan daya saing dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang.\"Indonesia sekarang ekspor 200.000 unit, Thailand 1.000.000 lebih. Kalau diberi insentif khusus bagi eksportir maka Indonesia bisa mengejar Thailand,\" tukasnya.
Meskipun dari segi ekspor Indonesia masih kalah jauh dibanding Thailand, namun dari segi penjualan domestik tahun 2014 ini Indonesia diperkirakan bakal mengungguli Thailand yang pasarnya mengalami tren penurunan. Tahun ini penjualan mobil di Indonesia diprediksi sebanyak 1,2 juta unit , sementara Thailand 900.000 unit.\"Tren pasar kita masih cukup baik meski ada kenaikan harga BBM,\" jelasnya.
(wir)