*Seleksi November
MAKASSAR - Tahun ini pemerintah menghentikan rekrutmen CPNS baru. Tapi kebijakan moratorium ini dikecualikan untuk formasi guru. Khususnya bagi guru penempatan daerah tertinggal, terpencil, dan terluar melalui program Guru Garis Depan (GGD). Total ada 3.500 kuota PNS untuk program ini.
Dalam rapat koordinasi pemenuhan guru di Makassar tadi malam, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Sumarna Surapranata mengatakan, mengatakan kuota untuk CPNS GGD 2015 sangat banyak. \"Jumlahnya mencapai 3.500 kursi,\" katanya. Para guru ini nantinya akan ditempatkan di pedalaman Aceh, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Pejabat yang akrab disapa Pranata itu mengatakan, tes CPNS untuk peserta GGD ini akan dilaksanakan November nanti. Dalam waktu dekat pendaftarannya sudah dibuka. Pranata mengatakan formasi khusus ini dibuka untum calon guru yang sudah sarjana (S1) dan lulus sertifikasi guru. \"Formasi ini tidak boleh diisi tenaga honorer. Harus diisi guru alumni program sarjana mengajar (SM3T, red),\" jelasnya.
Menurut Pranata stok alumni SM3T saat ini jumlahnya cukup melimpah yakni mencapai 12.500 orang. Dengan pengalaman mengajar di daerah terpencil selama satu tahun, ketika mengikuti SM3T, Pranata optimis kuota akan terserap maksimal. Dia menegaskan alokasi GGD ini diisi guru profesional demi mendongkrak kualitas pendidikan di daerah khusus.
Pranata menegaskan para guru yang lolos seleksi GGD otomatis menjadi CPNS pemda setempat. Dia mengatakan guru program GGD ini bukan CPNS Kemendikbud. Dia juga mengatakan guru peserta GGD ini akan difasilitasi kepemilikan rumah oleh Bank BNI. Skemanya adalah uang tunjangan khusus digunakan untuk mengansur KPR.
Menurut Pranata, pemerintab berkomitmen untuk pemerataan pendidikan. Pada GGD tahap 1 yang dilepas Mei 2015 lalu, peserta GGD hanya 798 orang. Dengan kuota tahun ini yang mencapai 3.500 orang, Pranata mengatakan pemerataan kualitas pendidikan bisa berjalan lebih cepat. \"Kami tidak rela murid-murid di pedalaman diajar guru lulusan SMP dan SMA. Kapan mereka majunya,\" pungkas Pranata.
Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya mengatakan progran GGD menyiratkan semangat pembenahan daerah-daerah terpencil. \"Kenapa yang dipilih Aceh, Maluku, Papua, dan Papua Barat, karena di daerah ini perlu percepatan pembangunan,\" tuturnya.
Lenis mengatakan pelepasan GGD tahap pertama Mei lalu mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat. Sebab selama ini kinerja guru yang ditempatkan di daerah pedalaman, sering dikeluhkan masyarakat. Dengan adanya pengiriman GGD ini, Lenis mengatakan kualitas pendidikan di daerah-daerah bisa merangkak naik.
(wan)