KUALATUNGKAL- APBD murni 2015 Tanjabbar hingga akhir Oktober 2015 baru tersererap sekitar 39,72 persen. Angka ini didapat dari anggaran awal APBD murni yang awalnya Rp 1,59 triliun, kemudian di revisi akibat defisit menjadi Rp 1,1 triliun. Secara nilai rupiah serapan APBD baru mencapai Rp 634 miliar.
‘’Untuk belanja modal, dari Rp 578 miliar yang dialokasikan baru terealisasi Rp 200 miliar lebih. Kata dia, masih rendahnya serapan dibawah angka 50 persen dikarenakan beberapa kegiatan baru akan dijalankan di APBD perubahan karena beberapa kegiatan ada yang dipangkas,’’ tutur Kabag Keuangan Setda Tanjabbar, Refiyendri.
Mengenai pembahasan APBD-perubahan yang disebut sebagian anggota dewan menyebut bakal ada tambahan anggaran, Refiyendri menyebut tidak ada penambahan pagu di perubahan, karena rencana awal tidak sesuai dengan yang diharapkan, contoh penetapan target DBH (Migas) Rp 400 miliar, tapi tidak tercapai. ‘’Kalau DBH lebih dari target baru bisa masuk ke perubahan, tapi ini malah kurang, seperti SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) setelah diaudit BPK dari target Rp 200 miliar lebih ternyata hanya Rp 109 miliar,\" jelasnya.
Dana SiLPA itu sendiri , akunya, sudah masuk ke dalam anggaran ABPD murni 2015. Hal senada juga sebelumnya disampaikan Anggota DPRD Jamal Darmawan Sie,yang mengatakan sebenarnya SiLPA 2014 kurang lebih mencapai Rp 109 miliar, itu angka final setelah menjalani audit BPK dari target SiLPA Rp 299 miliar. ‘’Silpa sudah dimasukan ke APBD murni 2015 sehingga tidak bisa lagi dilaksanakan untuk dasar anggaran APBD-P,’’ tandasnya.
(sun)