Tangani Lahan Gambut, Cegah Kebakaran Terulang
JAKARTA - Langkah lanjutan pemerintah untuk mencegah bencana asap berkepanjangan akibat kebakaran lahan dan hutan pada masa mendatang, ditunggu. Pengelolaan dan penanganan lahan gambut yang selama ini menjadi lokasi titik api yang paling sulit dipadamkan, menjadi perhatian utama pemerintah saat ini.
‘’Karena, (lahan) gambut ini masalahnya sangat serius dan menjadi penyebab (bencana asap berkepanjangan),’‘ beber Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, usai rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin (4/11).’‘
Dia mengungkapkan, kalau pemerintah telah berkomitmen untuk meluruskan tata kelola lahan gambut kedepannya. Mulai perizinan pembukaan lahan gambut yang akan di-review, menyetop pemberian izin pembukaan lahan gambut, hingga pembangunan kanal-kanal.
‘’Nah, ini kan harus dikendalikan betul, karena itu dibutuhkan semacam tim khusus, atau badan khusus, atau apalah,’’ bebernya.
Meski belum menyiapkan nama tim tersebut, Siti mengungkapkan, kalau pola keberadaan tim nantinya akan mengadopsi rehabilitasi Aceh pascatsunami dulu. Leading sectore-nya adalah kementerian yang dipimpinnya bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
‘’Sebab, nantinya mainnya lebih banyak di kontrol lapangan dan perizinan, dua itu nanti sebenarnya yang utama. Istilahnya, untuk merestorasi, merecovery, atau merehabilitasi segala macam fisik lahan gambut,’’ tutur Siti.
Dia menambahkan, selain melakukan berbagai perbaikan secara fisik, tim atau badan khusus yang nanti dibentuk juga diminta untuk memperhatikan dan menggali potensi-potensi lahan gambut. ‘’Kalau perlu konstruksinya, dia juga harus pikirin. Karena, gambut ini ekosistem yang sangat rentan,’’tandasnya.
Karena itu, tim atau badan khusus nantinya juga akan melibatkan para ahli-ahli di bidang gambut. Terutama, dari kampus-kampus. ‘‘Intinya, kita harus mengembalikan yang rusak, dan menjaga yang belum menjadi tidak rusak,’‘ imbuhnya.’‘
Berdasar prediksi BMKG, pada Februari 2016 nanti, musim panas akibat Elnino akan kembali datang. Potensi muncul’‘ kembali hotspot menjadi keniscayaan. ‘‘Karena itu, sekali lagi, kita tidak boleh main-main, penanganan harus terus dilanjutkan,’‘ tegas Siti kembali.
(dyn/agm)