JAKARTA _ Setelah terus meninggi dalam dua minggu terakhir, aktivitas Gunung Barujari, Lombok, Nusa Tenggara Barat akhirnya menurun. Besar kegempaan tak lagi dirasakan tinggi. Meski begitu, dua bandara di Lombok masih dalam status closed.
Dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), rata-rata besar kegempaan (tremor) menerus Barujari sebesar 10 milimeter (mm). Angka ini menurun jauh dari Sabtu (7/11) lalu, 16 mm. Besar getaran maksimum juga menunjukkan penurunan, dari 55 mm menjadi 40 mm.
Meski begitu, Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG, Gede Suantika meminta kewaspadaan tidak diturunkan. Sebab, kemungkinan anak Gunung Rinjani untuk erupsi kembali masih tinggi. ‘’Sudah agak tenang. Tapi kemungkinan (meletus) masih ada,’’ungkapnya saat dihubungi kemarin (8/11).
Gede menuturkan, secara visual, geliat Barujari ini memang masih sangat jelas tampak. Kolom abu yang dikeluarkan oleh gunung yang berada di Kaldera Rinjai ini masih terlihat tinggi. Kemarin, menurut data, kolom abu masih berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter (m) dari puncak Barujari. ‘’Sempat terlihat kelabu. Meski setelah itu samar karena kabut,’’tuturnya.
Sebaran abu vulkanik dari gunung yang memiliki kawah berukuran 170 m – 215:200 m ini pun masih terpantau menuju arah Barat-Barat Daya. Akibatnya, status closed Bandara Internasional Lombok dan Selaparang Mataram masih dipertahankan dan diperpanjang hingga pagi ini, pukul 08.45 Wita.
Di sisi lain, pihak Badan Penangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi NTB masih siaga. Tenda pengungsian yang telah disiapkan masih tersedia. Tenda didirikan untuk mengantisipasi kondisi terburuk. Setidaknya, ada 33.700 jiwa warga yang berada di kawasan rawan bencana.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, ada sembilan titik pengungsian yang disiapakn. Sembilan titik tersebut tersebar di tiga kabupaten, dengan rincian 4 tenda pengungsi di Lombok Utara, 3 tenda pengungsi di Lombok Barat dan 2 tenda di Lombok Tengah. ‘’Meski begitu belum ada pengungsian. Sebab, pemukiman terdekat berada pada radius 9 km,’’ungkapnya.
Ngurah Rai Tutup
Pada pukul 21.45 Wita, status Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali juga dinyatakan ditutup. Penutupan dilakukan setelah abu vulkanik Barujari terdeteksi di langit sekitar bandara. ‘’Status penutupan diberlakukan tadi pukul 21.45 Wita. Estimasi sampai Senin, pukul 08.45 Wita. Tapi esok pagi jam 05.00 akan dilakukan evaluasi,’’ tutur Kepala Sub-Bidang Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto Djatmiko.
Status penutupan ini diamini oleh pihak Bandara Ngurah Rai. Kepala Otoritas Bandara Ngurah Rai Yusfandri Gona menuturkan, pihaknya telah menginformasikan pada seluruh pengguna bandara. Sehingga, dapat segera ditindaklanjuti.
Rai mengatakan, sebaran abu ini mendadak terjadi. sebab, sejak pagi kondisi masih aman. Sebaran abu anak Gunung Rinjani terpantau jauh dari daerah Bali. ‘’Ada bongkahan guguran yang terpisah. Jadi ada yang mengarah ke Barat-Barat Selatan dan Barat-Barat Daya. Nah, yang terpisah ini akhinya menghujani sejumlah wilayah Bali, seperti Gianyar dan lainnya,’’paparnya.
Imbasnya, sejumlah penerbangan harus dijadwalkan ulang. Saat ini, pihaknya masih berhitung berapa jumlah penerbangan yang harus ditunda akibat penutupan ini. ‘’Semoga penutupan tidak akan lama. Sebab, pasti akan kembali mengganggu jadwal,’’ tuturnya.
(mia)