Menunggu hingga 5 Jam
JAMBI – Pasien yang menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosisal (BPJS) Kesehatan terus mengeluhkan pelayanan yang dilakukan Rumah Sakit. Permainan kamar terus dilakukan dengan alasan penuh. Kemarin (13/11), Harian Pagi Jambi Ekspres sengaja memantau pelayanan di RSUD Raden Mattaher Jambi. Disana banyak pasien yang menggunakan BPJS sambil menunggu antrian. Ada yang mondar mandir dan ada yang tegak duduk di kursi yang telah disediakan RS.
Kejadian ini dialami oleh Hizbullah, warga Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten Bangko, yang mebawa orang tuanya ke RSUD RM. Dia tiba di Jambi Kamis lalu dan langsung ke RSUD RM. Setibanya di RS, ibunya langsung dibawa ke ruang IGD. Tapi, belum mendapat kamar. Pihak RS beralasan kamar penuh. Ini memang sering terjadi. Tapi, setelah di cek, masih ada kamar yang kosong. Ibunya merupakan pasien BPJS Kelas II. Ia harus menunggu 5 jam untuk mendapatkan kamar karena sudah mendesak pihak RS.
“Kami masuk pukul 19.00 WIB, dapat kamar pukul 00.00 WIB. Mereka seolah tidak peduli,”akunya.
Ibunya menderita penyakit komplikasi. Darah gula, darah tinggi dan lambung. Meski sudah membawa surat rujukan dari RSUD Bangko. Kesulitan tetap saja terjadi. “Kami bawa pakai ambulan dari Bangko. Ambulannyo jugo harus bayar. Katonyo duit ambulan bakal diganti BPJS. Cuma dak tau lah pas keluar gek diganti apo idak,” akunya.
Tak hanya mempermasalahkan pelayanan pasien BPJS. Dia juga mempermasalahkan isi kamar mencapai 6 orang. Saat penuh, ruangan terasa pengap karena tidak menggunakan AC. Kipas angin hanya dua. Air juga sulit, yang hidup hanya malam hari, sejak pukul 22.00 hingga pukul 05.00 WIB. Untuk buang air saja susah. Jika siang hari, mereka harus keluar memabwa botol air mineral.
“Kita ambil air di masjid untuk kebutuhan buang air. Baknya kecil, jadi, tidak bisa menampung banyak. Kalau siang sudah habis, apalagi digunakan 6 orang pasien dan keluarga,” tegasnya.
Tak hanya Hizbullah, Ujang, warga Bayung Lencir juga mengeluhkan pelayanan pasien BPJS di RSUD RM. Dia ingin mengobati anaknya yang kecelakaan. Tapi, ditolak oleh pihak RS, dengan alasan kecelakaan tidak bisa digunakan dengan BPJS.
“Kito dak tau ngapo dak bisa. Kito bayar terus,” keluhnya. Dia heran karena di Bayung Lencir pasien BPJS bisa dilayani. “Pas di RSUD RM, kito bayar Rp 500 ribu waktu nebus obat,” keluhnya lagi.
Elisda, Kasubbid Rekam Medis RSUD RM mengaku, jika pasien kecelakaan memang tidak masuk BPJS. “Kami arahkan ke asuransi,” kata Elisda kepada koran ini. Sebelumnya, Pelaksana Tugas RSUD RM, Andi Pada mengatakan, RS tidak menolak dan membedakan pasien BPJS dan pasien umum.
“Kita tidak menolak, siapa orangnya yang bilang kita menolak pasien. Kalau persoalan penuh itu, kita kan ada dua ruangan, satu dibawah dan satunya lagi diatas. Kalau dibawah penuh kita pindahkan keatas, kalau diatas juga penuh, kita rekomendasikan ke rumah sakit lain. Tidak ada penolakan,” kata Andi Pada beberapa waktu lalu.
(hfz)