Pemenang Bisa Tak Dilantik Jika Ditemukan Sumbangan Pihak Terlarang

Jumat 11-12-2015,00:00 WIB

 

 

  Pemantau Asing

 

  Sementara itu, seharian kemarin KPU berkeliling ke sejumlah TPS di Tangerang Selatan bersama perwakilan kedutaan besar dan Central Election Commission (CEC) dari 14 negara sahabat. Di antaranya, Korea Selatan, Malaysia, Bangladesh, Sri Lanka, Palestina, dan Australia. Mereka dibagi ke dalam tiga grup pemantauan ke berbagai lokasi.

  Rombongan bertolak dari Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pukul 06.00. Dalam tempo sejam, grup pertama sudah sampai di tempat pemungutan suara di SMPN 11 Tangsel di kompleks Bumi Serpong Damai. Di sekolah tersebut didirikan lima TPS untuk kelurahan Rawa Buntu. Yakni, TPS 312, 32, 33, 34, dan 35 dengan total pemilih di DPT 2.654 orang.

 

  Di lokasi, para pemantau disuguhi sejumlah kegiatan. Mulai pengambilan sumpah petugas KPPS hingga proses awal pemungutan suara. Kemudian, rombongan bergeser ke TPS di SDN Pondok Jagung. Di sekolah tersebut ada dua TPS dengan total pemilih di DPT 874 orang.

  Menjelang pukul 10.00, rombongan bergeser ke TPS di sebelah Wihara Boen Hay di kawasan Serpong yang memiliki pemilih 533 orang. Di TPS tersebut, didapati partisipasi pemilih sudah mencapai 70 persen menjelang pukul 10.00. Antusiasme warga untuk menggunakan hak suara terbilang besar.

  Selama pemantauan, Gubernur Banten Rano Karno ikut mendampingi. Sejak pagi dia bersama para delegasi di SMPN 11 hingga ke TPS di wihara. Para delegasi menyempatkan mengunjungi wihara. Mereka juga disuguhi pertunjukan tarian barongsai dari grup yang dikelola wihara tersebut.

  Ferry menjelaskan, tingkat partisipasi pemilih memang bergantung pada karakteristik loaksi. ‘’TPS di kawasan permukiman biasanya memang tinggi partisipasinya,’’ujar dia. Berbeda halnya dengan TPS yang lokasinya tidak dekat dengan permukiman. Sulit mengharapkan partisipasi pemilih yang tinggi di lokasi tersebut.

 

  Salah seorang peserta, Mudiyan Selage Kumudu, perwakilan CEC Sri Lanka, tampak antusias mengikuti pemantauan. Berkali-kali dia bertanya soal pemilihan yang dilakukan, termasuk saat memantau penghitungan suara. Dia meminta penjelasan mengenai scan formulir C1 serta proses selanjutnya setelah suara dihitung di TPS.

 

  Kepada Jawa Pos, dia menuturkan bahwa pada dasarnya teknis pemilihan di Indonesia serupa dengan Sri Lanka. ‘’Ada perbedaan kecil. Di negara kami pemilih mencelupkan jari ke tinta setelah registrasi. Sedangkan di sini setelah memilih,’’ ujarnya.

 

Tags :
Kategori :

Terkait