2016, Optimistis Makin Menggeliat

Jumat 11-12-2015,00:00 WIB

JAKARTA-PT Bank Tabungan Negara (BTN) mengajak sejumlah stakeholder dan pemangku kebijakan untuk memberikan arah bisnis properti dan perbankan pada 2016. Outlook ini diperlukan sebagai pedoman dalam menetapkan strategi bisnis.

\"Bagi kami sendiri ini penting untuk diketahui oleh seluruh pihak, sehingga mengapa outlook diarahkan fokus pada bidang ekonomi, perbankan, dan properti. Kami ingin outlook ini fokus mencakup industri strategis yang mendukung ekonomi nasional. Semoga ini menjawab kebutuhan banyak pihak untuk mengetahui arah bisnis tahun 2016 seperti apa,\" kata Maryono, Direktur Utama Bank BTN,di Jakarta, Kamis (10/12).

                Maryono menjelaskan, BTN dalam sejarah kali pertama merealisasi kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia pada 10 Desember 1976 di Semarang. Sampai dengan September 2015, Bank BTN telah membiayai kredit sekitar Rp145 triliun dan telah dimanfaatkan oleh lebih dari 3.500.000 keluarga di Indonesia. Jika rata-rata satu rumah diisi oleh 4 orang, maka kredit dari Bank BTN itu sudah dinikmati oleh sekitar 14.000.000 lebih keluarga.

                Kredit yang disalurkan Bank BTN untuk pembiayaan perumahan juga telah berdampak pada menggeliatnya sektor industri yang terkait dengan pembangunan perumahan. Industri ini akan terus tumbuh begitu pembangunan perumahan dilakukan di sebuah lokasi atau wilayah.

                Tumbuhnya industri tersebut, kata Maryono, secara tidak langsung mendorong sekaligus memperkuat ekonomi nasional. Dan ini belum disadari betul oleh semua pihak bahwa ternyata pembiayaan perumahan itu telah membuat sektor industri terkait tahan banting terhadap kondisi ekonomi 2015. Bahkan efek domino dari kredit padasektor pembiayaan perumahan tersebut telah mendorong tumbuhnya PDB nasional.

                Maryono menambahkan, untuk 2016 pihaknya optimistis kinerja perseroan akan lebih baik. 2015 dengan kondisi ekonomi yang tidak kondusif telah membuat ketidakseimbangan antara supply dan demand di bidang kebutuhan rumah yang terus tumbuh di dalam negeri. Program sejuta rumah telah menjadi motor penggerak kebutuhan rumah menjadi lebih tinggi. \"Ini karena masyarakat diberikan kesempatan oleh pemerintah melalui program ini untuk memiliki rumah dengan cara mudah, cepat dan murah,\" jelas Maryono.

                Jika dengan kondisi pelemahan ekonomi 2015 antara supply dan demand tidak seimbang dan kinerja BTN tumbuh diatas rata-rata industri, dia menambahkan, dengan membaiknya ekonomi 2016 akan mendorong keseimbangan antara supply dan demand, yang akan mendongkrak kembali kinerja BTN.

  (vit/ers)

Tags :
Kategori :

Terkait