Dalam jangka panjang, sosok Setnov yang memiliki berbagai dinamika dengan publik hampir tidak mungkin mengajukan diri sebagai calon presiden atau calon wakil presiden. Posisi itu tentu menguntungkan Presiden Jokowi dalam upayanya untuk maju sebagai capres periode kedua. ’’Sehingga Pak Jokowi sudah memiliki kendaraan, mengingat peran Golkar,’’ papar Hanta.
Karena itu, Golkar tidak mungkin mengandalkan sosok Setnov sebagai figur jika ingin bangkit. Golkar harus membangun figur eksternal baru. Upaya tersebut sudah dimulai dalam sejumlah rekomendasi di Munaslub 2016. ’’Misalnya tadi, menyebut Jokowi sebagai capres. Itu salah satu strategi,’’ tandasnya.
(far/bay/c14/pri)