1 Juta Mobil Listrik dalam 10 Tahun

Kamis 03-08-2017,00:00 WIB

Oleh karena itu, Agus mendukung upaya pemerintah menerbitkan Undang-undang Panas Bumi, sebagai pengganti sumber energi fosil yang saat ini masih terus digunakan sebagai sumber energi utama. 

\"Kendala tersebut sudah kita atasi dengan terbitnya UU Panas Bumi dan juga kita harus menguatkan panas bumi ini, karena apa? Energi fosil kan juga sebentar lagi juga mau habis. Kalau kita tergantung dari energi fosil, maka suistainable energi kita terganggu. Untuk itu maka mau tidak mau, itu kita harus menguatkan panas bumi ini,\" jelasnya.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) siap mendukung arahan Presiden Jokowi untuk rekayasa mobil listrik nasional. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT Eniya L. Dewi menjelaskan lembaganya telah melakukan uji terap teknologi untuk menciptakan kendaraan berbasis energi listrik. \"BPPT fokus supaya inovasi dapat masuk ke industri. Mulai dari motor listrik, baterai, dan manufaktur komponen lainnya,\" kata guru besar profesor riset metrial fuel cell itu.

Eniya mengatakan mobil listrik sangat tergantung pada daya tahan baterai. Sehingga riset BPPT ingin mencari baterai dengan daya tahan sekuat-kuatnya. Sehingga bisa menempuh perjalanan jauh. Menurutnya mobil listrik membutuhkan pengisian daya plug-in. Untuj keperluan isi daya, dibutuhkan sumber listrik mencapai 30-50 kilowatt (kW). \"Baterainya juga harus yang cepat diisi,\" jelasnya.

Eniya mengatakan mobil listrik yang ada sekarang, seperti pabrikan Mitsubishi, Toyota, Nissan, BMW, dan Mercedes-Benz masih membutuhkan 14 jam untuk mengisi baterai. Kondisi itu terjadi jika tidak disiapkan sumber listrik dengan kerapatan arus yang tinggi. Nah sumber listrik dengan kerapatan arus tinggi ini harus banyak tersedia di tempat umum layaknya SPBU.

Dia berharap upaya BPPT dalam melakukan inovasi di beberapa lini mobil listrik itu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Dia menjelaskan mewujudkan mobil listrik nasional harus memperhatikan aspek pengembangan, inovasi, dan industrialisasi.

Eniya mengatakan terkait isu pemanasan global, memang membutuhkan transportasi ramah energi. Khususnya untuk transportasi masal. Menurut dia, kendaraan berbasis sumber energi listrik emisinya jauh lebih ramah lingkungan ketimbang kendaraan berbasis energi fosil.

(jun/dee/wan)

Tags :
Kategori :

Terkait