Kini fasilitas yang telah tersedia di Pelabuhan Muara Sabak adalah Reser Foir yang nerupakan tempat penampungan air. Lapangan penumpukan seluasa 2350 m2 , dan gudang penumpukan 1350 m2, dan kantor kawasan.
Dijelaskanya, lapangan penumpukan saat ini sudah bisa digunakan, dan satusnya masih dalam peralatan. Kedepan lapangan penumpukan akan kembali ditambah1 ha. Kini tahapanya, lanjut haris proesenya masih dalam lelang.
“Jika sudah selesai akan dilakukan tahun ini,” katanya.
Sementara itu, lanjut Haris untuk pengerukan masih belum jelas kapan akan dilakukan. Untuk pengerukan sendiri nantinya, sambung Haris akan dilakukan beberapa instasi, yakni Pelindo, Rukindo, Dinas Perhubungan.
Ia mengatakan penegerukan ini memang harus dilakukan, karena ketika pada saat surut, ketinggian air disejumlah titik hanyak mencapai 2,5 M.
“Kalau akses sudah selesai baru bisa dilanjutkan pembangunan,” ungkapnya.
Kemudian, kendala untuk alur dari Pelabuhan Muara Sabak ke Pelabuhan Talang Duku, terkendalam rendahnya jembatan Muara Sabak. Hal ini dikarenakan tingginya tidak sesuai dengan perencanan. Awalnya akan dibangun 18, 5 M namun realisaisnya hanya 12,5 M.
“Jadi saat ini yang bisa lewat hanya tongkang. Oleh karena itu pelabuhan Muara Sabak menjadi prioritas Gubernur Jambi,” ungkapnya.
Petugas Operasi lapangan Pelabuhan Muara Sabak, M Amin mengatakan total luas lahan yang akan digunakan pembangunan pelabuhan Muara Sabak sebanyak 180 Ha. Untuk lahan kini sudah siap tinggal pembangunanya saja.
Untuk saat ini, lanjut Amin, pelabuhan Muara Sabak hanya sebagai transit kapal bernuatan besar untuk menuju pelabuhan Talang Duku. Transit yang dilakukan kapal ini untuk mengurangi beban muatan.
“Saat ini hanya transit. Adminitrasinya masih di Pelabuhan Talang Duku,” katanya.
Jika tidak dikurangi, maka di sejumlah belokan sungai menuju Talang Duku kapal dengan muatan 600 ton akan kandas. Namun jika terlalu banyak dikurangi kapal akan menyangkut di bawah Jembatan Muara Sabak.
Dijelasakanya, penguarangan mauatan yang dilakukan sekitar 200 ton. Dan diangkut langsung menggunkan kendaraan darat. Pemudtan memalui darat pun, sambung Amin tidak bisa terlalu banyak karena aksenya juga kurang baik.
Saat ini, dijelaskan oleh Amin, muatan yang transit di Pelabuhan Maura Sabak adalah kapal dengan muatan semen, karnel, bayu split, aspal. Kemudian jika ada lokasi yang kosong juga diguakan unutk kegiatam komoditi rakyat yakni bongkar muat sawit.
Dalam satu bulan, ungkap Amin, kapal yang bersandar di Pelabuhan Muara sabak saat ini paling banyak 17 kapal dlam setiap bulanya. Malah dibulan desember lalu, hanya sebanyak 11 kapal yang bersandar. Untuk diawal 2018 ini baru ada 1 kapal.
(nur)