Harga Naik Terus, Pasangan Muda Susah Punya Rumah, Subsidi Uang Muka jadi Solusi

Selasa 06-02-2018,00:00 WIB

JAMBI - Kebutuhan rumah semakin besar, bukan saja menjadi kebutuhan bagi yang sudah  berumah tangga. Namun rumah pun sudah menjadi incaran bagi mereka yang belum menikah.

Sayangnya, banyak masalah yang dihadapi  para anak muda maupun pasangan muda untuk memiliki rumah.  

Salah satu faKtor itu adalah harga rumah yang tiap tahun meningkat tajam, berbanding terbalik dengan penghasilan yang tidak meningkat secara signifikan.

Asisten III Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jambi, Tagor Mulia Nasution beberapa waktu lalu, menjelaskan,  kebutuhan akan perumahan masih besar, terutama untuk pasangan muda yang baru menikah dan masih menumpang pada kedua orangtuanya karena keterbatasan dan tidak memiliki rumah.  Kebanyakan pasangan yang belum menikah terkendala masalah ekonomi yang belum mumpuni.

“Oleh karena itu, disisi lain harus ada fasilitas kredit dari perbankan,” ujar Tagor.

Dirinya juga menghimbau agar perbankan memberikan informasi apa saja kredit yang tersedia diperbankan. Hal tersebut juga untuk membantu karyawan dan karyawati yang baru menikah dan belum memiliki rumah.

“Kita harapkan kredit perbankan bunganya bisa menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Sehingga masyarakat bisa meminjam uang melalui perbankan, terutama untuk uang muka saat pembelian rumah karena kalau biaya bulanan para karyawan ini mungkin bisa membayar untuk angsuran. Kita menghimbau perbankan bisa meminjamkannnya,” jelasnya.

Selain itu, Tagor juga berpesan kepada pengembang untuk memberikan fasilitas yang memadai kepada para pembeli. “Tolong diperhatikan fasilitas rumah yang disediakan baik fasilitas umum atau khusus. Kita tentu saja menginginkan pembeli bisa aman, nyaman dan tentram dirumahnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Real Estate Indonesia Provinsi Jambi Ramond Fauzan mengatakan,  konsumen yang ingin memiliki rumah namun terkendala harga  rumah yang terus naik tiap tahunnya ini bisa memanfaatkan beberapa program yang ada. Salah satunya memanfaatkan subsidi uang muka.

“Kebanyakan dari mereka itu merasa kesulitas bayar uang muka, makanya ada subsidi bantuan  uang muka atau SBUM sebesar Rp 4 juta,” jelas Ramond.

Kenaikan harga rumah tiap tahunnya ini dijelaskan Ramond memang wajar terjadi. Mengingat dari sisi inflasi nilai tanah dan bahan bangunan juga terjadi. “Kenaikan harga tanah di Jambi cukup tinggi,” ujarnya.

Untuk itu, sebagai solusi bagi pasangan muda yang ingin memiliki rumah bisa membeli rumah subsidi yang saat ini harganya tertinggi Rp 130 juta. “Ini artinya  pelaku pengembang melihat segmen   rumah subsidi ada, ini mengapa karena harga rumah naik tapi penghasilan masyarakat Jambi nggak naik,” katanya.

Saat ini untuk rumah subsidi pemerintah sudah bekerjasama dengan beberapa bank untuk fasilitas kredit perumahan yaitu BTN, Mandiri, BRI Syariah dan Artha Graha.

Sementara itu,  berdasarkan dari Kajian Keuangan Ekonomi Regional Bank Indonesia Provinsi Jambi mencatat, pada triwulamn III 2017 lalu,  Kredit  rumah tangga  pada sub sektor kepemilikan  rumah membaik didorong  meningkatnya penyaluran kredit untuk pemilikan rumah tipe 22-70 m2. Sementara itu,  penyakluran kredit untuk tipe rumah terpantau menurun dan mengalami kontraksi  yang semakin dalam. Pada triwulan laporan, KPR tipe 22-70 m persegi  tumbuh sebesar 10,09 %(yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,96% (yoy).

Sementara KPR tipe diatas 70 m persegi terkontraksi sebeesar 15,45 (yoy) lebih dalam dibandingkan triwulan II 2017  yang juga terkontraksi sebesar 14,44 persen (yoy). KPR Tipe  21 m persegi terkontraksi sebesar 16,34 persen (yoy) lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 14,22 persen (yoy).

Tags :
Kategori :

Terkait