JAMBI - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Provinsi Jambi yang notabenenya bisa menjadi sumber ‘uang’ alias sumber Pendapatan Asli Desa, ternyata belum begitu merata di Provinsi Jambi.
\"Ini sangat disayangkan, padahal BUMDes ini sangat baik. Dengan adanya BUMDes, desa akan memiliki penghasilan sendiri\", Lutpiah - Kadis P3AP2 Provinsi Jambi
Berdasarkan data yang diperoleh koran ini di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (P3AP2) Provinsi Jambi, dari 1.399 desa di Jambi, jumlah BUMDes saat ini baru 573 unit.
Namun demikian, dari tahun ke tahun, sejak dicanangkan oleh Pemerintah Pusat, BUMDes di Provinsi Jambi sejak tahun 2015 lalu mengalami perkembangan yang sangat signifikan.
“Meski jumlah BUMDes naik dari tahun ke tahun, namun belum semua Desa di Jambi memiliki BUMDes. Kita selaku pemangku pemerintah terus melakukan pendampingan,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Pengendalian Penduduk (P3AP2) Provinsi Jambi, Lutpiah mengatakan,
Dijelaskanya, dari 10 Kabupaten/Kota, yang ada, Kabupaten Kerinci memiliki jumlah BUMDes paling banyak dibandingkan Kabupaten lainnya dengan jumlah BUMDes sebanyak 109.
Selain itu, petumbuhan BUMDes di Kabupaten Kerinci , menurut Lutpiah, sangat baik. Tahun 2015 di Kerinci terbentuk 4 BUMDes, jumlah ini meningkat berlipat-lipat di tahun 2016 menjadi 53 BUMDes dan terus meningkat di tahun 2017.
“Mendirikan BUMDes itu tidak perlu modal yang besar, tinggal kesepakatan masyarakat. Kemudian, sektor apa yang menjadi unggulan di daerah tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, sambung Lutpiah, daerah dengan BUMDes paling sedikit adalah Kota Sungai Penuh, dengan 8 Kecamatan, 65 Desa. Dari tahun 2015 hingga tahun 2017 hanya terbentuk 6 BUMDes.
“Ini sangat disayangkan, padahal BUMDes ini sangat baik. Dengan adanya BUMDes, desa akan memiliki penghasilan sendiri, kemudian, akan membantu pembangunan dengan hasil keuntungan,” ujarnya.
Masih kata Lutpiah, di Jambi, untuk potensi tidak mengalami kekurangan. Hampir di seluruh desa yang ada memiliki potensi masing-masing. Memang, kata dia, paling banyak di Jambi ini sektor pertanian.
Sebenarnya, apabila masyarakat mau bergerak untuk melakukan usaha, maka, penghasilan merek akan meningkat. Tinggal mereka melihat peluang dan melakukan kegitan usaha.
“Kendalanya ide dan kemauan masyarakat yang tebatas,” ungkapnya.