JAKARTA – Kementerian PUPR terus mempercepat pembangunan ruas tol di kawasan pantai utara (Pantura) untuk memperlancar mudik Lebaran. Salah satu yang dikebut adalah pembangunan jalan tol Pejagan-Pemalang seksi 3-4 (Brebes Timur-Pemalang) yang pada musim mudik lalu kondisinya masih darurat. Progres pembangunan jalan tol Pejagan-Pemalang seksi 3 dan seksi 4 sudah mencapai 91,8 persen. Ruas tol di utara Jawa itu rencananya rampung pada Maret mendatang.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna mengatakan bahwa ruas tol tersebut akan membantu mengurai kepadatan saat mudik. ”Diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan mempersingkat waktu tempuh perjalanan bagi pengguna jalan tol. Terutama pada saat arus mudik,” terang Herry kemarin (26/2).
Dia menambahkan, jalan tol tersebut akan tersambung dengan ruas Kanci-Pejagan dan Pemalang-Batang yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi. Pergerakan arus barang juga diharapkan semakin mudah. Dengan adanya tol tersebut, pengiriman barang akan lebih cepat sehingga mengurangi biaya logistik barang dan jasa antarwilayah. ”Saat ini pekerjaan konstruksi pada seksi 3 dan 4 menyisakan pekerjaan box traffic, struktur elevated, box pedestrian, concrete barrier, rigid dan flexible, serta pekerjaan simpang susun,” jelas dia.
Selain Pejagan-Pemalang seksi 3-4, ada beberapa ruas tol trans Jawa dari Jakarta hingga Surabaya lainnya yang ditargetkan bisa selesai dan diresmikan sebelum Juni 2018. Seperti ruas Solo-Ngawi akan beroperasi penuh sepanjang 90,42 km dan Ngawi-Kertosono untuk seksi 1-3 mulai Ngawi hingga Wilangan sepanjang 49,45 km dari total panjang 86,9 km.
Untuk ruas tol lainnya yang masih tahap penyelesaian konstruksi, antara lain Pemalang-Batang (33,2 km), Batang-Semarang (75 km), Semarang-Solo seksi 4 dan 5 dari Boyolali-Kartosuro (32,54 km), Ngawi-Kertosono seksi 4 Wilangan-Kertosono (37 km) ditargetkan sudah fungsional dilewati kendaraan dengan kondisi perkerasan beton pada musim mudik mendatang.
Proses pembangunan tol Pemalang-Batang menghadapi kendala teknis. Seperti terdapatnya hamparan tanah lunak yang membuat area tersebut harus mendapatkan treatment yang berbeda. ”Yakni dengan teknologi vakum seperti yang diterapkan pada ruas tol Palembang-Indralaya dan Pekanbaru-Dumai,” terang Herry.
(and/oki)