JAKARTA – Tiga hari lalu (2/3) Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kembali merotasi jabatan perwira tinggi (pati) jajaran TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Beberapa di antaranya merupakan posisi strategis untuk tiga matra tersebut. Termasuk di antaranya posisi yang harus diduduki oleh jenderal bintang tiga dan dua. Namun demikian, mabes TNI menegaskan bahwa mutasi dan promosi yang mereka lakukan tidak ada kaitannya dengan proyeksi pati TNI ke depan. Seluruhnya dilakukan guna memenuhi kebutuhan institusi militer tanah air.
Keterangan tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan ( Kapuspen) TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah ketika dikonfirmasi Jawa Pos kemarin (4/3). Selain memenuhi kebutuhan organisasi TNI, Mabes TNI memutuskan untuk memutasi dan memberikan promosi kepada pati TNI sebagai salah satu bentuk upaya dalam pembinaan karir. Juga untuk membuat TNI semakin optimal dalam menjalankan setiap tugas mereka. ”Ada yang memang mengisi kekosongan (jabatan),” ungkapnya.
Sabrar mencontohkan posisi wakil kepala staf angkatan udara. Lantaran Marsekal TNI Yutu Sutisna sudah dilantik menjadi KSAU, jabatan tersebut kosong. Melalui Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/196/III/2018 tertanggal 2 Maret 2018, Hadi menunjuk Marsda TNI Wieko Syofyan mengisi jabatan tersebut. Tidak hanya itu, Sabrar pun menuturkan bahwa habisnya masa bakti pati TNI turut menjadi alasan. ”Beberapa sudah masuk masa pensiun. Seperti Pangdam Jaya dan Asops KSAL,” beber dia.
Untuk posisi Pangdam Jaya, panglima TNI mempercayakannya kepada Wakil Kepala Bais Mayjen TNI Joni Supriyanto. Dia dipilih untuk menggantikan Mayjen TNI Jaswandi yang digeser menjadi pati Mabes TNI AD dalam rangka pensiun. Sedangkan Asops KSAL kini diduduki oleh Laksda TNI Aan Kurnia yang sebelumnya mejabat pangarmabar. Sebagaimana mutasi dan promosi di tubuh TNI sebelumnya, posisi yang ditinggalkan pasti digantikan dengan pejabat baru. ”Pergeseran di atas pasti berdampak kepada jabatan di bawahnya,” imbuh Sabrar.
Karena itu, pati TNI AD dengan dua bintang di pundak tersebut menyampaikan bahwa mutasi dan promosi jabatan pati TNI yang ditandatangani panglima TNI tiga hari lalu tidak ada kaitannya dengan proyeksi pati TNI ke depan. Termasuk di antaranya untuk calon pengisi jabatan panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). ”Tidak ada hubungannya. Di surat keputusan yang terakhir kan pangkostrad belum dimutasi,” tutur alumnus Akademi Militer (Akmil) 1988 itu.
Saat ini, posisi pangkostrad masih diisi oleh Letjen TNI Agus Kriswanto. Namun demikian, dalam hitungan bulan jabatan tersebut bakal ditinggalkan Agus. Sebab, sisa masa bakti Agus di TNI AD akan segera berakhir. Berkaitan dengan hal itu, pengamat militer Khairul Fahmi menyampaikan bahwa pergeseran pati yang dilakukan oleh panglima TNI sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pengisi jabatan posisi strategis TNI ke depan. ”Yang bersinar kali ini adalah Mayjen TNI Muhammad Herindra,” ungkapnya.
Bagaimana tidak? Hadi memilihnya untuk mengisi kursi irjen TNI. Artinya, Herindra bukan hanya berganti jabatan. Melainkan bakal naik pangkat dari mayjen TNI menjadi letjen TNI. Sebagai peraih adhi makayasa, sambung Khairul, bukan tidak mungkin nantinya Herindra bakal mengisi posisi strategis di matra darat. ”Bisa menjadi kompetitor yang sangat kuat bagi Letjen Andika Perkasa untuk proyeksi jabatan strategis TNI di masa depan,” kata pria yang juga dipercaya sebagai direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) tersebut.
(syn/)