KUALATUNGKAL - Untuk pertama kalinya, Kapal Perang milik TNI AL atau Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Sibolga-536 merapat di Pelabuhan Roro kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) Jum’at (30/3) kemarin.
Kapal ini Itu membuah sauh setelah melakukan pelayaran kurang lebih 24 Jam dari Palembang menuju Kuala Tungkal, dan bersandar di Pelabuhan Roro Kuala Tungkal.
KRI ini bersandar di Pelabuhan Roro dalam rangka kegiatan Muhibah Maritim Alumni Menwa. Muhibah Maritim merupakan kegiatan pelayaran survey alur laut Palembang-Kuala Tungkal Provinsi Jambi yang dilaksanakan Alumni Menwa RI dengan peserta 180 orang dari 16 Provinsi se-Indonesia.
Dalam acara ini, berbagai kegiatan digelar mulai dari sunatan massal, pengobatan masal, dan seminar sehari dengan tema Indonesia Poros Maritim Dunia, hingga penanaman 2.000 pohon Mangrove.
Tentu saja kedatangan KRI Teluk Sibolga 536 yang pertama kali ini disambut meriah oleh masyarakat Kabupaten Tanjab Barat. Para awak kapal juga mengenalkan kepada masyarakat tentang kehidupan awak kapal bagi masyarakat dan mengenalkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) pertahanan laut milik TNI AL khususnya KRI Teluk Sibolga.
Hal tersebut seperti diungkapkan Farida, warga Kota Kualatungkal. Kata dia kegiatan sangat positif untuk mengenalkan alutsista milik negara kepada generasi muda khususnya yang ada di Tanjab Barat.
\"Kapal perang ini sangat dinanti oleh anak-anak, juga warga yang lain. Untuk melihat kecanggihan kapal ini, kan boleh lihat masuk ke dalam,\" ujarnya di atas kapal. Ia mengaku hari ini (kemarin, red) membawa seluruh keluarga untuk melihat kapal perang yang baru.
Bupati Tanjab Barat Safrial, MS sangat mengapresiasi kegiatan ini. Pasalnya, masyarakat lebih paham lagi dengan alutsista, sementara bagi anak-anak bisa menambah wawasan mereka.
Untuk itu, kata Safria, dirinya kembali melarang keras perangkat pemerintahannya dinas keluar daerah meninggalkan Kuala Tungkal hingga lima hari ke depan untuk menyukseskan kegiatan tersebut.
\"Kita harus mensukseskan acara ini dengan baik, \" ujarnya.
Menyusul larangan tersebut sebuah surat edaranpun diterbitkan dan ditujukan kepada para Staf Ahli, Asisten Sekda, Kepala OPD dan Pejabat Adminitrator.
Sementara itu, Komandan KRI Mayor Laut Amin Wibowo mengatakan, kegiatan ini dalam rangka menumbuhkan semangat jiwa kemaritiman bahwa Indonesia ini merupakan bangsa pelaut yang besar.
\"Seperti kata Pak Bupati dahulu kala Kuala Tungkal merupakan salah satu pelabuhan yang besar. Untuk itu misi kita salah satunya mengembalikan kejayaan kota Kuala Tungkal,\" imbuhnya.
\"Kita tentu mendukung daerah yang ingin memajukan wilayah lautnya,\" tutupnya.
(sun)