JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mendeteksi adanya perpindahan konsumsi BBM dari pertalite ke premium. Indikasi tersebut dilihat dari lonjakan permintaan premium yang lebih tinggi dari pertalite selama masa satgas Lebaran periode 31 Mei hingga 22 Juni 2018.
Posko Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, konsumsi premium mengalami kenaikan tertinggi, yakni 27,3 persen. Diikuti pertamax yang mencapai 20,8 persen, pertalite 8,8 persen, dan avtur 0,8 persen.
Ketua Posko Sektor ESDM Fanshurullah Asa mengungkapkan, meski premium mengalami lonjakan konsumsi tertinggi, penyaluran BBM terbanyak tetap pertalite. ”Walaupun volume masih tinggi pertalite, tetapi premium naik 23 persen. Masyarakat kelas menengah ke bawah kayak angkot, mobil tua, masih membutuhkan premium juga,” katanya akhir pekan lalu.
Dia memerinci, penyaluran pertalite selama masa arus mudik dan balik Lebaran 2018 sebesar 1.115.368 kiloliter (kl). Diikuti premium sebesar 768.285 kl, dan pertamax/akra 92 sebesar 442.307 kl. Adapun penyaluran solar mencapai 847.711 kl. ”Puncak realisasi penyaluran BBM selama arus mudik terjadi pada H-3 Idul Fitri atau 12 Juni 2018,” tuturnya.
Saat ini BPH Migas terus mengawal penyaluran premium di 571 SPBU agar tidak terjadi kelangkaan. Pengecekan telah dilakukan di 295 SPBU. Sisanya ditargetkan selesai dicek dalam waktu dua pekan ke depan.
BPH juga siap memberikan sanksi kepada lembaga penyalur yang tidak mau kembali menjual premium. Yakni, peringatan selama sebulan. Jika tidak diindahkan, akan dilakukan penutupan sementara hingga tidak boleh lagi menyalurkan BBM. Sebab, fakta di lapangan memang terdapat lembaga penyalur yang enggan kembali menyalurkan premium. ”Justru dari Pertamina minta tolong sama kami. Ada yang masih alasannya macem-macem lah,” ujarnya.
Sementara itu, kondisi ketahanan BBM dilaporkan normal untuk seluruh jenis BBM. Perinciannya, premium (22 hari), pertamax turbo (34 hari), pertamina dex (39 hari). Lalu, untuk dexlite dengan ketahanan 20 hari dan avtur selama 31 hari. Kondisi stok elpiji juga dilaporkan dalam kondisi normal dengan ketahanan 19 hari.
Begitu pula kondisi pasokan bahan bakar gas (BBG) dan jaringan gas (jargas) dalam kondisi aman. ”Tim Posko ESDM masih melakukan pantauan ke lokasi-lokasi yang diperkirakan menjadi pusat lonjakan kebutuhan untuk memastikan ketersediaan pasokan BBM dan elpiji aman hingga di tingkat penyalur dan sub penyalur,” terangnya.
(vir/c10/fal)