JAMBI - Bantuan pembangunan Integrated Resource Recorvery Center (IRRC) atau Waste To Energy (WTE) sudah diresmikan sejak awal tahun 2018. Namun hingga saat ini WTE yang dapat digunakan untuk pengelolaan sampah organik belum dioperasikan.
Fatri Suandri, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Jambi mengungkapkan, WTE memang belum dioperasikan. Hal tersebut dikarenakan belum ada serah terima dari pihak.
\"Belum ada serah terima karena ada beberapa alat yang belum bisa digunakan secara maksimal, sehingga harus diperbaiki dulu baru diserahkan kepada Pemkot Jambi\", FATRI SUANDRI - Kepala Dinas PUPR Kota Jambi
UNESCAP yang bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, dan United Cities and Lokal Goverment Asia Pasific (UCLG-ASPAC) kepada Pemkot Jambi.
\"Belum ada serah terima karena ada beberapa alat yang belum bisa digunakan secara maksimal, sehingga harus diperbaiki dulu baru diserahkan kepada Pemkot Jambi,\" kata Fatri, Minggu (8/7).
Lebih lanjut Fatri menyebutkan, kemungkinan serah terima akan dilakukan Juli ini. Setelah serah terima WTE akan langsung dioperasikan.
\"Kalau sudah dilakukan serah terima baru semua tanggung jawab pengelolaan termasuk kerusakan alat WTE menjadi tanggung jawab Pemkot. Saat ini karena belum ada serahterima maka apa saja yang kurang masih menjadi tanggung jawab UNESCAP,\" imbuhnya.
WTE, kata Fatri, merupakan Pilot Project yang dibangun dengan anggaran Rp 1 Miliar dari Unescap. Bangunan itu akan dibuat dengan sistem pengelolaan sampah organik. Sehingga sebanyak 2,75 Ton sampah organik dapat diolah menjadi biogas dan kompos setiap harinya.
\"Ini nanti fungsinya mengolah sampah di Pasar Talang Banjar. Hasil olahannya bisa dijadikan gas dan daya listrik,\" pungkasnya.
(hfz)