JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terus merangsang kreativitas anak bangsa. Itu ditunjukkan dengan dengan menggelar pameran game terbesar Indonesia bertajuk Bekraf Game Prime 2018 di Balai Kartini, Jakarta akhir pekan lalu. Maklum, game melalui handphone semakin diminati.
”Sejak awal kami berkomitmen mendukung pengembangan game di Indonesia,” tutur Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Triawan Munaf, di Balai Kartini, akhir pekan lalu. Triawan berharap game buatan Indonesia bisa bersaing di dunia internasional. Untuk bisa bersaing itu, pemerintah siap mendukung perkembangan game karya anak bangsa. Saat ini, pemerintah benar-benar memahami, terlibat pengembangan subsektor ekonomi kreatif.
Di samping bilang Traiawan, Bekraf juga memfasilitasi kehadiran Ghost Parade dalam event (B2B) Game Connection America 2018 berlangsung 19-21 Maret 2018 di San Francisco, Amerika Serikat (AS). Ghost Parade adalah game bertema petualangan hasil karya Lentera Nusantara, studio game asal Bandung, Jawa Barat (Jabar). Melalui event itu Ghost Parade bertemu dengan Aksys Game, publisher kelas dunia yang merilis berbagai judul game terkenal di antaranya Guilty Gear series, Blazblue series, Tokyo Xanadu, dan Code Realize.
Aksys Game sebagai publisher akan merilis Ghost Parade seluruh dunia dalam berbagai platform. Di antaranya Nintendo Switch, PlayStation 4, dan PC via Steam pada 2019. Sebagai musik pengiring, Ghost Parade diiringi perpaduan gending Banyuwangi dan perpaduan harmoni nusantara, sebagai identitas asalnya.
Seiring Ghost Parade, ada juga sejumlah judul game lain segera di publish Aksys Games, termasuk di antaranya Little Dragons Cafe karya Yasuhiro Wada, kreator seri asli Harvest Moon. ”Saya senang atas perilisan Ghost Parade di seluruh dunia dalam berbagai macam platform. Ini seperti mimpi menjadi nyata. Apalagi bekerja sama dengan Aksys Game. Kami berharap Ghost Parade dapat membawa budaya lokal Nusantara ke seluruh dunia dan mengharumkan nama Indonesia,” harap CEO Lentera Nusantara Azizah Assatari.
Sebelumnya, Ghost Parade telah dibawa ke berbagai macam acara pop kultur bergengsi di seluruh dunia. Mulai Popcon Asia Indonesia, Anime Festival Asia Singapura, Game Connection San Francisco, dan Gamescom Jerman. Momentum positif itu sekaligus menjadi pembuktian potensi industri game lokal. Itu bisa menyedot perhatian investor pada industri game dan prestasi developer lokal di kancah internasional,” katanya.
Sebagai salah satu subsektor dalam industri kreatif, ranah hiburan interaktif berbasis elektronik video game masih menjanjikan. Baik para pemain lokal dan pelaku industri global. Hasil penelitian lembaga riset industri game global, Newzoo, menyebut pasar game Indonesia memiliki sekitar 43,7 juta gamer. Itu berpotensi menghasilkan penghasilan hingga USD 880 juta (sekitar Rp 11,9 triliun) untuk industri pada 2017 lalu. Potensi itu menempatkan Indonesia pada peringkat ke-16 dalam daftar industri game terbesar di dunia. Data BeKraf menunjukkan kontribusi industri aplikasi dan game telah menyumbang 1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif tahun 2015.
Deputi Pemasaran Josua Simanjuntak menyebut BeKraf konsisten mempromosikan game-game berkualitas keluar negeri. ”Kami bersyukur konsistensi Bekraf mempromosikan game berkualitas ke luar negeri menunjukkan hasil. Kami berharap sukses Ghost Parade menginspirasi pengembang lokal untuk melakukan hal senada,” harap Josua.
Di luar subsektor aplikasi dan pengembang permainan, BeKraf dalam waktu dekat akan membuka open call seleksi pelaku seni pertunjukan untuk event OzAsia 2018 di Australia. Seleksi pegiat industri board game Indonesia untuk Essen Spiel 2018 di Jerman, dan seleksi seniman dan kurator untuk Venice Art Biennale 2019.
(dew)