JAKARTA - Pembangunan infrastruktur Telekomunikasi terus dikebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan membangun 500 menara Base Trasnceiver Station (BTS) untuk mendukung akses internet berkecepatan tinggi.
Sekjend Kominfo Farida Dwi Cahyarini mengungkapkan bahwa berdasarkan rencana strategis Kominfo dari RPJMN 2015-2019, pada tahun 2019 nanti harus sudah terbangun 575 BTS baru di seluruh indonesia. “Jadi tiap tahun kita akan terus membangun,” katanya di Jakarta kemarin (16/7).
Ratusan BTS tersebut diharapkan bisa menjangkau titik-titik Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Saat ini, kata Farida, masih ada 7.000 desa yang masih belum dijangkau oleh sinyal internet. “Kita utamakan bangun di daerah Kalimantan Utara perbatasan Malaysia, terus di NTT, kemudian di Papua,” jelasnya.
Kepala Badan Aksesibilitas dan Telekomunikasi (BAKTI) Anang Latif mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan 150 ribu titik di indonesia terhubung dengan internet kecepatan tinggi pada tahun 2019 nanti. Titik-titik tersebut adalah kantor instansi pemerintah, sekolah-sekolah, layanan publik, serta markas TNI dan Polri.
Untuk mewujdukannya, pemerintah akan membangun satelit khusus jenis High-Throughput Satellite (HTS). Saat ini, tender untuk pembangunannya sedang dimatangkan. Anang menyebut, sudah ada 10 perusahaan Internet Provider yang tertarik untuk menjadi Badan Usaha pembangun dan pengelolanya. “Tahun ini kami usahakan untuk menyelesaikan kontrak dan memilih mitra,” jelasnya.
Jika tender beres, butuh 3 tahun untuk membangun satelit tersebut. Baru pada tahun 2022 satelit diharapkan sudah bisa mengudara dengan asumsi umur operasional 15 tahun. Untuk mengopeasikan satelit, butuh dana Rp. 1,5 sampai 2 miliar per tahun.
Namun tahun 2022 masih lama. Anang menyatakan pemerintah tidak mau menunggu. “Sementara kami sewa transpoder dan beberapa satelit yang ada dulu,” katanya.
Dengan dukungan BTS dan transponder tersebut, Anang memperkirakan pemerintah mampu memberikan layanan internet 4G dengan kecepatan 4 Megabyte per second (Mbps). Sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah-daerah luar jawa. Sebagai perbandingan, Jakarta sendiri membutuhkan bandwith sampai 20 Mbps.
”Namun, jika satelit HTS pemerintah sudah mengudara, maka kecepatan tersebut bisa ditingkatkan hingga mencapai 20 Mbps,” katanya.
(tau)