JAMBI - Usai Plt Gubernur Jambi Fachrori Umar menangis dan mengungkapkan kekecewaannnya pada jajaran eselon II A Pemprov di rapat paripurna DPRD, Selasa (7/8) lalu, hal ini memantik dugaan bahwa tidak hadirnya ‘Sang Anak Buah’ dalam acara penting tersebut dikarekan bentuk tidak loyal kepada pimpinan.
Sesuai dengan ungkapan Fachrori yang menyebut dirinya merasa sendiri dalam menjalankan pemerintahan. Kejadian ini bukan hanya pertama kali terjadi. Beberapa waktu lalu, Fachrori juga pernah mengeluhkan hal tersebut.
Namun demikian, Sekda Provinsi Jambi M Dianto menyebut penilaian itu merupakan kewenangan seorang pimpinan daerah. Namun dia menyebutkan jika ketidakhadiran OPD karena sedang berdinas di luar daerah.
“Secara fisik tidak hadir, tapi ada sekretaris Dinas dan Kabid,” sebutnya.
Dianto malah menengarai perwakilan kadis tersebut yang tidak mau duduk di bangku depan Eselon II dan memilih duduk di bangku eselon III yang notabene tidak terlihat Plt Gubernur.
“Padahal sudah saya bilang kalau mewakili kadis duduk saja di bangku depan tidak apa, mungkin entah karena segan atau apa mereka tidak duduk disana,” sebutnya.
Dianto pun menyebut jika merujuk absen hadir, seluruh OPD hadir dalam rapat lalu. “Malah jika tidak datang di sms juga Bu Sekwan,” akunya.
Menanggapi hal ini, Husairi, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jambi menyebutkan sebenarnya pihak OPD memang diundang kala itu.Dia mengakui ada beberapa kepala dinas dan kepala badan yang tidak mungkin hadir karena kepentingan tugas dinasnya diluar atau dalam daerah.
“Mungkin ada yang harus mewakili, mungkin perwakilan tersebut duduknya mencar-mencar sedikit ,” sebutnya.
Dirinya pun menyebut sebenarnya kemarin acaranya berada pada domain DPRD Provinsi Jambi. Kata dia, untuk teknisnya Sekretariat DPRD akan melakukan pelaporan kepada plt gubernur. “Bentuknya absensi,” ujarnya.
Tindak lanjutnya, nanti jika ada petunjuk Plt Gubernur ke BKD tentang penindakan ataupun teguran atas perilaku kepala SKPD, BKD akan melaksanakan instruksi Plt.Gubernur. “Kalau diganti tidak lah, karena bukan merupakan pelanggaran berat, paling diberi teguran lisan, semua loyal siapapun pemimpin kita, itu tingkat keseriusan kerja bantu Plt Gubernur Jambi,” sebutnya.
Sedangkan selepas kejadian di Paripurna Husairi menyebut tidak ada pertemuan antara para kepala SKPD dan atasan mereka setelah itu. ”Kita Insya Alah sampai sekarang loyal, mekanismenya yang tidak loyal dan tidak loyal pak gubernur lah yang tahu ,” ujarnya.
Sementara itu Ketua DPRD Provinsi Jambi Cornelis Buston (CB) lebih memilih mengomentari terkait kesalahan tempat plt Gubernur menangis dan marah pada anak buahnya tersebut. “Semestinya tidak terjadi di Paripurna DPRD, harusnya menegur bukan disana di forum lain seharusnya,” ujarnya.
Tetapi CB menyatakan memahami pekerjaan Plt Gubernur yang cukup berat karena hanya seorang diri memegang tampuk pimpinan. “Apalagi beliau merasa tidak didukung kepala SKPD, apalagi beliau orangnya cukup cepat bereaksi, karena sebagai orang tua kita dan sering emosi beliau tidak terkendali,” sampainya.
Mengenai pemandangan sering kosongnya bangku eselon II A ini, CB pun mengakui dirinya memang sering melihat kursi Kepala SKPD tidak penuh.